Info Aceh Timur / Aceh Timur – Sejumlah puluhan unit kapal nelayan serta perahu beragam ukuran tidak dapat bersandar ke TPI Kuala Idi Cut di Desa Seuneubok Baroh, Kecamatan Darul Aman, Aceh Timur akibat kondisi muara sungai (kuala) yang dangkal.
Kejadian kapal nelayan tersangkut saat memasuki Tempat Pelelangan Ikan (TPI) telah terjadi berulang kali dan terbiarkan tanpa solusi perbaikan lebih lanjut dari Pemerintah Aceh.
“Saat boat keluar (pergi) maupun ketika pulang melaut kerap mengalami kandas di muara terutama pada saat air laut surut,” Terang Panglima Laot Idi bernama Herman mengutip Suara Indonesia News (28/02/2023).
Nelayan yang melaut dari Kuala Idi Cut , Kec. Darul Aman menggunakan kapal berukuran rata-rata 30 GT telah mengeluhkan hal ini sejak lama. Sekalipun sebelumnya telah dibangun batu penahan ombak sepanjang 200, namun disebut belum tuntas.
“Baru 200 meter yang telah dibangun batu penahan ombak, sementara yang dibutuhkan sekitar 400 meter lagi,” ujar Herman.
Selain batu penahan ombak yang belum selesai, Herman menambahkan bahwa jalur masuk Kuala Idi Cut menuju TPI perlu dikeruk bersebab sedimen pasir dasar telah mengurangi kedalaman arus.
Baca Juga: - Tersangka Palaku Meracuni Anak Harimau Hingga Mati di Tangkap - 85 Calon Haji Asal Aceh Timur 2023 Berstatus Lanjut Usia
“kuala ada, tapi tak bisa pakai. kemana pemerintah ?”, teriak seorang nelayan yang sedang menarik kapal nelayan untuk masuk ke Tempat Pelelangan Ikan (TPI).
Berkaca pada hasil tangkapan ikan nelayang yang mencapai 300-400 Ton per bulan, Panglima Laot Idi Cut menyebut bahwa sudah seharusnya pemerintah memperhatikan secara khusus permasalahan ini.
Perhatian dimaksud berupa pembangunan jetty, pengerukan muara sungai Kuala Idi Cut, serta kelancaran pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM).