Infoacehtimur.com / Aceh Timur – Ribuan ikan di alur sungai di Desa Gajah Mentah, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Aceh Timur dilaporkan mati.
Matinya ribuan ikan tersebut masih dalam penyelidikan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten (DLHK) Aceh Timur.
Dilansir republika.co.id, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten (DLHK) Aceh Timur menyelidiki penyebab matinya ribuan ikan tersebut.
Kepala Bidang Pengawasan Izin Lingkungan dan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup DLHK Aceh Timur Hermansyah mengatakan penyelidikan dilakukan dengan mengambil sampel air sungai.
BACA JUGA: Warga Berang Limbah TPA Pemkab Aceh Timur Cemari Lingkungan
BACA JUGA: Korban Pencemaran Limbah PT Medco Mulai Menimpa Perempuan dan Anak
“Kami telah melakukan survei dan mengambil sampel air di beberapa titik koordinat di sungai tersebut, di mana sebelumnya ribuan ikan mati,” kata Hermansyah, Selasa (16/5/2023).
Hermansyah mengatakan, pengambilan sampel air tersebut untuk diperiksa di laboratorium di Kota Banda Aceh. Pemeriksaan air tersebut untuk memastikan apakah tercemar atau tidak.
“Kami meminta masyarakat di daerah itu bersabar menunggu hasil pemeriksaan laboratorium. Kami juga meminta masyarakat tidak mengonsumsinya air sungai tersebut sebelum ada hasil pemeriksaan laboratorium,” kata Hermansyah.
Hermansyah mengatakan apabila masyarakat memaksakan mengonsumsi air dari sungai yang ribuan ikannya mati tersebut dikhawatirkan berdampak kepada kesehatan. “Kami juga belum bisa menyimpulkan apakah sungai tersebut tercemar atau tidak. Jadi, untuk memastikan kondisi airnya, tunggu hasil pemeriksaan laboratorium,” kata Hermansyah.
Seperti sebelumnya, ribuan ikan ditemukan mati di sepanjang aliran alur (anak sungai) di Gampong Gajah Mentah, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Aceh Timur, karena diduga tercemar. Selama ini, air sungai tersebut selama ini menjadi sumber penghidupan masyarakat. Masyarakat memanfaatkannya sebagai air bersih, baik mandi, mencuci maupun kakus.
Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Sungai Raya, Rita Hanum, mengatakan masyarakat tidak lagi mengonsumsi air sungai tersebut setelah menemukan ribuan ikan mati dinilai diduga tercemar. “Tidak ada sumber air lain di daerah pedalaman dan pegunungan itu, hanya air dari anak sungai yang diandalkan masyarakat. Di saat tercemar seperti ini, maka masyarakat harus menghadapi krisis air,” katanya.
“Sebagai solusi, warga terpaksa harus turun lebih lima kilometer ke arah utara untuk mencari sumber air bersih dari sumur-sumur warga di desa tetangga,” kata Rita Hanum.
Camat Sungai Raya Muhammad Ridha mengatakan adanya laporan bahwa air sungai yang tercemar di desa tersebut. Namun, dirinya belum mendapatkan keterangan detail penyebab tercemar alur hingga menyebabkan ikan mati dan air sungai menjadi bau dan berminyak.
“Airnya bau dan berminyak sehingga masyarakat tidak bisa memanfaatkan untuk MCK,” kata Muhammad Ridha.***
FOTO: Ilustrasi ikan mati. Ribuan ikan mati di Sungai Serayu, Banyumas, Jawa Tengah akibat force majeure pembuangan sedimen lumpur waduk oleh PT Indonesia Power Mrica Power Generation Unit (PGU), anak perusahaan PLN. /Foto: Pixabay/Ajale/