Aceh Timur | Atas arahan Menteri Sosial Tri Rismaharini, Balai Insyaf Medan melakukan penjangkauan terhadap Nurlailawati, perempuan pengidap tumor perut. Selain membantu mendapatkan askes ke pelayanan kesehatan, Balai Insyaf juga memasukkan Nur kedalam program bantuan sosial dan bantuan kewirausahaan untuk orangtuanya.RABU, 02/02/2022
“Tim dari balai sudah melakukan asesmen terhadap Nur di kediamannya. Kemensos melalui Balai Insyaf akan memberikan bantuan, termasuk bantuan kewirausahaan berupa jualan sarapan pagi dan kedai kelontong yang akan diserahkan minggu depan,” kata Kepala Balai Insyaf Ahd Sulaiman di Medan (02/02).
Bersama pihak terkait, yakni Dinas Sosial, Dinas Dukcapil, Camat Pante Bidari, Kapolsek, Kepala Desa ALue Ie Mirah serta petugas pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) dan Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK), tim respon kasus Balai Insyaf telah mengunjungi kediaman Nur belum lama ini.
Hasil asesmen menunjukkan, Nurlailawati (26) hidup berpisah dengan pasangan hidup dan dikaruniai seorang putri berusia empat tahun. Warga Dusun Buket Kreut, Desa Alue Ie Mirah, Kecamatan Pante Bidari, Kabupaten Aceh Timur tersebut sudah tiga tahun menderita tumor abdoment (tumor perut).
Nurlailawati sudah pernah dirujuk ke RSUD Cut Idi untuk dilakukan tindakan medis, akhir tahun 2019. Tetapi dia menolak karena takut dioperasi. “Untuk penanganan kesehatan Ibu Nur sudah dirujuk ke RSUD Zainal Abidin Banda Aceh. Kondisi perutnya sudah membesar. Melalui telepon hari ini, jam 12.00, kondisi kesehatan bu Nur sudah lebih baik. Saat ini sedang menunggu hasil pemeriksaan dokter/analisis medis,” kata Sulaiman.
Satu tahun terakhir perutnya semakin membesar dan merasa nyeri hebat sehingga tidak bisa beraktivitas. Berdasarkan pengamatan petugas saat berkunjung, kondisi rumah Nurlailawati tidak layak huni. Lantai dari tanah, dinding tepas, penerangan seadanya, atap rumbia dan bocor, ukuran rumah 3 x 3 meter.
“Status kepemilikan rumah masih menumpang dengan orangtua (ibunya). Tanah dan rumah yang mereka tempati adalah milik saudara sepupu ibunya,” kata dia.
Kemensos akan memproses data Nur untuk diusulkan menjadi peserta PKH. Untuk membantu meningkatkan kapasitas ekonominya, Kemensos akan memberikan bantuan kewirausahaan kepada ibunda Nur.
“Ibunda bu Nur saat ini tidak memiliki pekerjaan atau penghasilan. Sebelumnya Nur dan ibunya berjualan sarapan pagi dan kedai kelontong, tapi sejak enam bulan terakhir berhenti karena kehabisan modal,” katanya.
Saat ini, secara berkala, pendamping sosial mendatangi rumah Nur bersama pihak terkait untuk memberikan dukungan psikososial khususnya untuk anaknya. Atas berbagai bantuan, Nur menyatakan kegembiraan dan terima kasih atas perhatian dan bantuan pemerintah.
“Terima kasih atas segala bantuan bapak ibu. Saya ingin sembuh agar bisa beraktivitas kembali,” kata Nur.***