Infoacehtimur.com, Aceh – Setelah sempat viral berkat dialog “Pejamkan Mata Waled”, film drama Malaysia Bid’ah kembali memancing diskusi publik, terutama di kalangan netizen Indonesia.
Salah satu respons datang dari Tgk Umar Rafsanjani, tokoh agama asal Aceh, yang mengecam film tersebut karena dinilai menyesatkan.
Ia menyebut film itu berpotensi dijadikan senjata untuk menyerang Islam serta menciptakan stigma terhadap ulama.
Menurutnya, penting menjaga akidah agar tidak disalahartikan lewat media hiburan.
Tgk Umar kemungkinan melihat adanya potensi kesalahpahaman di kalangan awam terhadap konteks film ini, terutama jika hanya ditonton sebagian atau tanpa pemahaman agama yang kuat.
Namun pernyataan tersebut menuai pro dan kontra. Di media sosial, sejumlah netizen justru membela film tersebut.
Berdasarkan pantauan Infoacehtimur.com melalui unggahan akun Instagram @infobandaaceh, pernyataan Tgk Umar langsung diserbu dengan berbagai komentar bernada satir dan candaan dari netizen.
Beberapa menyebut film itu sebagai kritik sosial terhadap penyalahgunaan praktik keagamaan, bukan ajaran Islam itu sendiri.
“Film Bid’ah menyindir oknum yang pernah buat hal tersebut; mengedukasi umat Muslim agar terhindar dari hal itu,” tulis akun @syahbani.rizky.
“Film Bid’ah menyesatkan apabila kita nonton sepotong-sepotong dari medsos. Coba tonton utuh lewat VIU, pesan moralnya jelas banget,” komentar @cutmee_.
“Bagus filmnya. Tidak menyesatkan, tapi meluruskan yang sesat,” tulis @ikhsan_syahputra_.
Ada juga komentar satir seperti, “Kok kesinggung?” tulis akun @km.shof.
Hingga saat ini, komentar netizen terus bermunculan dan mayoritas masih menyoroti pernyataan Tgk Umar, baik dengan nada serius maupun lewat candaan.
Film ini memang menuai perdebatan karena mengangkat tema agama dalam balutan horor.
Sebagian mengapresiasi keberanian sutradara menyentuh isu sensitif, sementara yang lain menilai pendekatannya terlalu provokatif.
Hingga kini, belum ada pernyataan lanjutan dari Tgk Umar. Namun, pernyataannya telah memancing diskusi yang lebih luas soal bagaimana agama direpresentasikan dalam dunia perfilman.***