Infoacehtimur.com, Aceh Timur – Tiga pekan setelah banjir melanda, suplai listrik dan sinyal telekomunikasi di Kabupaten Aceh Timur masih belum pulih. Bupati Aceh Timur, Iskandar Usman Al-Farlaky, menyatakan bahwa kondisi ini menyulitkan pemerintah untuk berkomunikasi dengan 60 titik pengungsian di kabupaten tersebut. Sabtu (20/12/2025).
Hingga saat ini, tercatat 6.908 kepala keluarga mengungsi di 24 kecamatan. Kebutuhan mendesak meliputi tenda pengungsian, tenda sekolah darurat, sumur bor, MCK portable, bahan pangan, peralatan dapur, tandon air, kelambu, dan pakaian.
“Pendataan terus kami perbaharui dari waktu ke waktu. Per hari ini, kerugian yang ditimbulkan banjir ini sudah mencapai Rp 6 triliun,” kata Al-Farlaky.
Baca Juga: Ibu-Ibu di Aceh Timur Hadang Truk LPG 3 kg, Aksi Pembongkaran di Pinggir Jalan
Pemerintah Aceh telah meminta bantuan internasional melalui PBB dan lembaga kemanusiaan lainnya untuk mempercepat proses pemulihan.
Sementara itu, PT PLN (Persero) telah memulihkan secara bertahap sistem kelistrikan di Aceh setelah terhubung kembali dengan sistem besar Sumatera.
Jaringan transmisi bertegangan 150 kilovolt (kV) Pangkalan Brandan-Langsa telah berhasil pulih pada Rabu (17/12/2025) siang. Transmisi ini menjadi penopang utama interkoneksi sistem kelistrikan di Sumatera dan Aceh.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasojo mengatakan setelah jaringan transmisi berhasil tersambung, PLN memasuki tahap pengoperasian kembali pembangkit listrik.
“Sesuai dengan arahan Presiden Prabowo Subianto dan Menteri ESDM, kami terus mempercepat upaya pemulihan kelistrikan pascabencana di Aceh,” ujarnya.
Banjir di Aceh Timur telah mengakibatkan 55 korban meninggal dunia, 596 jiwa luka-luka, dan 1.780 jiwa sakit. Selain itu, 7.418 unit rumah rusak berat, 4.839 unit rusak sedang, dan 7.178 unit rusak ringan.

