MENGAPA PABRIK SIRUP CAP PATUNG DARI ACEH PINDAH KE MEDAN?
Dulu di tahun 1970-1990-an, ada dua pabrik industri sirup yg sangat terkenal di Aceh. Di Banda Aceh sirup Kurnia Cap Patung Liberty. Pabriknya di Peunayong Banda Aceh.
Di Bireun Aceh Utara ada pabrik sirup namanya Dardanilla 66. Pabrik sirup Darranilla 66 ini sekaligus memproduksi jenis minuman lemon atau raminet.
Orang Aceh dulu menyebut sirup dgn nama seutrop. Untuk lemon menyebutnya raminet. Air sirup disebut orang Aceh “ie seutrop”, air lemon disebut “ie raminet”.
Baca Juga:
- Bau Menyengat Diduga dari Limbah Sawit Pabrik Sawit Resahkan Warga Aceh Timur
- Front mahasiswa tuntut gubernur tuntaskan banyak masalah di Aceh
- Diproduk Di Indonesia, Mobil Hybrid Siap Masuk Pasar Luar Negeri.
Bila bulan puasa seperti ini, produksi sirup ini bisa meningkat dua kali dari produksi bulan-bulan biasa. Karena, hampir semua orang Aceh dulu mengkonsumsi ie seutrop saat berbuka puasa.
Untuk wilayah Aceh Utara dan Pidie, masyarakat umumnya mengkonsumsi sirup Dardanilla 66 yg diproduksi di Bireun. Banda Aceh dan Aceh Besar umumnya mengkonsumsi sirup Kurnia Cap Patung, yg diproduksi di Peunayong Banda Aceh.
Meski ada merek-merek sirup lainnya, tapi yg tebih terkenal di Aceh dulu adalah sirup Cap Patong Banda Aceh, dan sirup Dardanilla Bireun, yg sampai saat ini masih berproduksi di Bireun.
* * *
Namun yg menjadi pertanyaan, mengapa pabrik industri sirup Kurnia Cap Patung yg diproduksi di Peunayong Banda Aceh, kemudian harus dipindahkan ke Medan.
Baca Juga:
- Boby: Kinerja Perkim Aceh Paling Buruk Dan Amburadul Tahun Ini, Dalam Pengelolaan Proyek Rumah Dhuafa
- Pocari Sweat Buka Loker Lulusan D3/S1, Buruan Daftar
- Satgas Pangan Polres Aceh Timur Gelar Rakor Awasi Ketersediaan dan Harga Sembako
Jawaban atas pertanyaan itu, sebagian orang mengatakan, salah satu alasannya adalah karena ketidaknyamanan Aceh saat terjadi konflik. Sehingga perusahaan sirup Kurnia Cap Patung di Banda Aceh ini tahun 1998 terpaksa pindah ke Medan.
Sebagian lainnya mengatakan, perusahaan sirup Cap Patung ini pindah ke Medan disebabkan pemilik perusahaan sirup itu, tak tahan lagi akibat banyaknya pungutan liar, sehingga pabrik industri sirup Cap Patung ini terpaksa harus dipindahkan ke Medan.
Barang kali hal itu boleh jadi. Karena kita di Aceh kadang banyak sekali jenis hak yg harus disetor, ada hak peugah, gak deunge, hak ngieng, hak sh’ah, trok bak peutunyok na hak.
Sehingga perusahaan sirup Kurnia itu tak mungkin lagi menanggung hak-hak tersebut, mendingan mereka pindah saja pabriknya ke Medan lebih nyaman dan aman.
Baca Juga:
- Terjaring Razia, 34 Knalpot Racing Pengendara Motor Knalpot Brong di Musnahkan
- Nek Rafiah Dapat Bantuan Rumah Dhuafa dari Polres Aceh Timur
- Persatuan Wartawan Aceh Timur Gelar Acara Peningkatan Solidaritas Dalam Bingkai Ibadah
- Front mahasiswa tuntut gubernur tuntaskan banyak masalah di Aceh
Padahal sirup Cap Patung ini sudah berproduksi di Banda Aceh sejak tahun 1969, yg dirintis oleh seorang warga negara keturunan Tionghoa di Banda Aceh. Dari bentuk hom industri (usaha rumah tangga) hingga menjadi sebuah perusahaan sirup terkenal di Aceh.
* * *
Meski parbrik sirup Cap Patung ini sekarang sdh berproduksi di Medan, dgn nama perusahaannya PT. Kurnia Aneka Gemilang, yg beralamat di Desa Limau Manis, Tanjung Mirawa, Medan Sumatera Utara.
Namun masyarakat Medan hingga saat ini, masih menyebut nama sirup Kurnina Cap Patung ini dgn nama “Sirup Aceh”. Di luar Aceh dan Medan, seperti di pulau Jawa, sirup ini dikenal dgn nama sirup Kurnia.
* * *
Jawaban lain, dari mengapa perusahaan sirup Cap Patung ini sampai pindah ke Medan, selain dari faktor yg telah disebutkan di atas, ada faktor lain yg lebih hemat kosnya secara distribusi pasar.
Apa lagi sirup Cap Patung ini sekarang sdh menembus pasar Sumatera, dan supermaket-supermaket di Pulau Jawa. Kalau mereka berproduksi di Banda Aceh, tentu saja mereka harus menanggung kos yg lebih besar utk mendistribusikan ke kota-kota lain di luar Aceh.
Maka dgn mengangkut dari Aceh ke luar Aceh memakan kos distribusi yg sangat besar. Secara hitungan bisnis perusahaan, ini tdk mungkin mareka lakukan. Maka dengan berproduksi di Medan kos pengangkutan akan lebih hemat utk didistribusikan ke kota-kota lain di luar Medan, termasuk distribusi ke Aceh.
Mereka hanya tinggal menghitung,
berapa ribu lusin Aceh butuh sirup Cap Patung ini setiap bulannya. Makanya, tak heran kalau saat-saat menjelang bulan puasa seperti ini sirup Cap Patung yg sekarang telah berpabrik di Medan, bertruk-truk mengangkut sirup Cap Patung itu dari Medan ke Aceh…