INFOACEHTIMUR.COM – Namanya Maissy Deza Utami. Polisi wanita atau Polwan kelahiran dan asal Aceh itu saat ini berpangkat Briptu.
Menarikanya, Polwan cantik ini saat ini menjadi salah satu pasukan penjaga perdamaian PBB di Afrika Tengah.
Briptu Maissy pernah mengenyam pendidikan di SMA Negeri 4 Takengon dan pada tahun 2015, ia pernah menjadi duta wisata Kabupaten Aceh Tengah.
Menjadi polisi adalah cita-cita Maissy sejak kecil, orang tua nya pun mendukung sepenuhnya cita-citanya tersebut dan sekarang ia merasa bangga menjadi bagian dari Peacekeeper Polri.
“Menjadi salah satu Peacekeeper Polri adalah salah satu pencapaian terbesar saya selama menjalankan dinas di kepolisian Republik Indonesia,” kata Maissy via WhatsApp.
Ada 140 orang dari Polda seluruh Indonesia yang dipercaya bertugas selama setahun sebagai pasukan penjaga perdamaian PBB.
Sebanyak 18 di antaranya Polwan, termasuk Briptu Maissy Deza Utami dari Mako Brimob Kelapa 2 Depok.
Saat ini ia telah delapan bulan bertugas di Afrika Tengah, terhitung dari bulan September 2021 hingga Oktober 2022.
Ia mengungkapkan, suatu hal yang luar biasa menjadi penjaga perdamaian dan banyak pelajaran serta pengalaman yang ia dapatkan.
“Banyak pelajaran dan pengalaman baru yang saya dapat dengan menjadi seorang Peacekeepers, salah satunya adalah bisa mempelajari tentang negara Afrika Tengah.
Khususnya Kota Bangui. Mulai dari segi ekonomi, politik, sosial budaya masyarakat setempat,” ungkap Polwan kelahiran 12 mei 1998 tersebut.
Sebelum diberangkatkan ke Afrika, Maissy serta teman-temannya diberi bekal oleh pihak Divisi Hubungan Internasional atau disebut juga Pre Deploy Training (DPT).
Pelatihan ini di pusat pelatihan misi internasional Polri, Serpong, Tanggerang Selatan.
“PDT sendiri terdiri atas 3 tahap, tahap 1 yaitu tahapan pengenanlan organisasi UN, sturktur UN, mandate UN yang akan di laksanakan, dan pendalaman bahasa Prancis.
Tahap 2 hanya di ikuti oleh peleton berkemampuan khusus seperti SWAT (Special Weapon And Tactic) dan Peleton Support serta Charlie yang didalam nya terdapat personel yang memiliki kemampuan mekanik, kesehatan, dan bahasa.
Tahap 3 diikuti oleh semua personel Peacekeepers karena pada tahapan ini akan dibekali latihan Check Point, Tactical Progression, Escort, PHH (Penanggulangan Huru Hara) sesuai dengan standart UN,” jelas Maissy.
Selesai melaksanakan PDT selama kurang lebih 6 bulan, mereka selanjutnya melaksanakan pembulatan di Tegal Mas, Lampung, selama 5 hari dan kemudian di tutup dengan upacara pembaretan yang menandakan bahwa mereka sudah sah menjadi seorang Peackeepers.
Saat pertama kali menginjakan kaki di Afrika, tepatnya di M’poko Internasional Airport rasa syukur adalah kata pertama yang ia ucapkan karena cita-cita yang ia impikan telah terwujud.
“Pertama kali menginjakkan kaki di Afrika yang terucap pertama kali syukur Alhamdulillah karena akhirnya cita-cita yang selama ini diharapkan tercapai.
Ada rasa enggak percaya dan haru setelah melewatin proses PDT yang tidak mudah tentunya” kata Maissy.
Saat tiba di sana, yang langsung terlintas di benaknya di benaknya ialah panasnya dataran Afrika Tengah.
“Yang dirasain pastinya panas yang luar biasa, langsung terlintas ya Allah ternyata panas sekali afrika ini hahahaha,” ucap Maissy via WhatsApp sambil tertawa mengingat momen tersebut.
Untuk situasi Kota Bangui tempat ia bertugas, Maissy ngatakan relatif aman, namun unpredictable.
Oleh karena itu, setiap anggota UN yang bertugas tetap harus berhati-hati dalam melaksanakan tugas rutin, seperti patroli dan beberapa pengawalan yang menjadi task order. |Bagus Setiawan|
Sumber Artikel : Serambinews