Tgk. H. Muhammad Daud Ahmad, kerap disapa Abu di Lueng Angen. Anak bungsu dari 3 bersaudara ini lahir di Desa Meunasah Leubok, Lhok Nibong, Aceh Timur, pada bulan Maret 1941. Ayahnya bernama Ahmad bin Abdul Latif, dan ibunya bernama Dhien.
Pendidikan dasar Abu Muhammad Daud Lueng Angen Muhammad Daud muda mengecap pendidikan tingkat dasar di Sekolah Rendah (SR) Lhok Nibong. SR Lhok Nibong merupakan sekolah dasar yang sudah ada sejak zaman Belanda. Tenaga pengajarnya banyak didatangkan dari Padang, sehingga sapaan kepada para guru menggunakan sebutan Angku (padang: Pakcik/Paman).
Panggilan ini terus bertahan sampai beberapa lama, walaupun kemudian guru-gurunya adalah asli putera Aceh, seperti Angku Yasin, Angku Yatim, dan Angku Bidin.
Baca Juga:
- Tgk. Amri Fatmi, Putra Aceh Peraih Doktor Aqidah Filsafat Pertama Universitas Al-Azhar
- Tgk. Syibran Mulasyi, Harap ASAD Menjadi Wadah Pemersatu Antar Santri Dalam Bingkai Ahlusunah Wal Jama’ah
- Tgk Yunus Minta Ketua DPRA Panggil Kapolda untuk Klarifikasi Soal Kata Makar
Pendidikan di SR ditempuh Muhammad Daud tahun sejak 1948. Namun sayang pendidikannya harus terhenti, karena sekolah ini dibakar oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Peristiwa mengenaskan ini terjadi di bulan Ramadhan tahun 1954, saat pemberontakan DI/TII sedang berkecamuk di Aceh.
Pasca pembakaran itu para tokoh Lhok Nibong berupaya mendirikan gedung baru demi kelanjutan pendidikan generasi muda. Seorang Imum Mukim bernama Ahmad Malem, memprakarsai pendirian SRI (Sekolah Rendah Islam) sebagai pengganti sekolah yang telah terbakar.
Berdirinya SRI memberikan harapan baru bagi masyarakat Lhok Nibong, dan Muhammad Daud pun dapat kembali bersekolah. Pada masa ini panggilan angku kepada guru di sekolah telah berubah menjadi Ustadz. Guru yang mengajar di SRI ini antara lain dapat disebutkan; Ustadz Djamil Hanafiah, Ustadz Sabil Hanafiah, Ustadz Djamil Meunasah Tunong, dan Ustadz Ismail Saidy, semuanya merupakan putera daerah Lhok Nibong dan sekitarnya.