INFOACEHTIMUR.COM | Mengingat bahwasanya daerah Nanggroe Aceh Darussalam masih dalam angka kemiskinan tertinggi di Sumatera, seorang Pakar Ekonomi dari Universitas Syiah Kuala (USK) yakni Rustam Effendi. Meminta segera Pemerintah dalam Provinsi Aceh koreksi diri.
Diperkirakan 5,2 Juta jiwa penduduk di Aceh dengan dana Otsus mencapai Rp7 sampai 8 Triliun per tahunnya, sedangkan APBA diperkirakan mencapai 14 sampai Rp 16 Triliun per-tahun. Tetapi daerah Aceh masih dalam angka kemiskinan tertinggi di Sumatera.
Hal itu dikatakan oleh Rustam Effendi, Minggu (19/12/2021) yang merupakan Pakar Ekonomi dari Universitas Syiah Kuala.
Dilansir IAT melalui serambinews.com, Rustam Effendi juga menyatakan, berbagai kebijakan belum memberikan percepatan kesejahteraan rakyat Aceh. Hal tersebut segera diperbaiki.
“Tolong diperbaiki hal ini,” ungkapnya dengan singkat.
Menurut Rustam Effendi, penduduk di Aceh yang diperkirakan 5, 2 Juta jiwa dengan dana Otsus serta APBA yang jumlah besar agar bisa memberikan kesejahteraan bagi rakyat Aceh.
Kemudian, jelas Rustam Effendi, aturan yang dibuat oleh pusat, juga berlaku bagi semua daerah. Selain itu, di daerah lain, lelang proyek tidak menimbulkan masalah sosial dan ekonomi bagi masyarakatnya.
Dia mengatakan hal ini berarti masih banyak perencanaan dan kebijakan yang dibuat belum tepat sasaran.
Salah satunya, katanya, pelaksanaan lelang proyek yang dipusatkan, belum memberikan keberkahan bagi kesejahteraan rakyat Aceh.
Dia mengakui lelang daerah lain dipusatkan, tetapi memberikan keberkahan bagi rakyatnya.
“Kita juga dipusatkan, tapi menghasilkan Silpa dan angka kemiskinan yang tinggi. Karena dana pembangunan publiknya jadi Silpa, kapan angka kemiskinan Aceh akan turun,” jelasnya.
“Kalau sistem lelang yang dipusatkan sudah tidak efektif lagi, kembalikan saja ke asalnya, kan tidak menyalahi Perpres Nomor 12 tahun 2021,” harapnya.
Dia menjelaskan dalam Perpres Nomor 12/2021, tidak ada kata-kata harus dipusatkan pada satu tempat.