Bukan juga raja kandang, sejatinya bangsa Aceh adalah bangsa yang disegani oleh dunia. Pada masa kepemimpinan Dr. Teungku Hasan Muhammad di Tiro akrab disapa Hasan di Tiro, Gerakan Aceh Merdeka, atau Geurakan Acèh Meurdèka (GAM) dibentuk pada 4 Desember 1976, 47 tahun yang lalu.
Ada beberapa sebab kenapa gerakan separatis ini bisa terjadi, bukan politik terlebih rasisme. Antara lain, adanya perbedaan pendapat tentang penerapan hukum Islam, adanya ketidakpuasan atas distribusi sumber daya alam Aceh dan meningkatnya populasi orang tidak sebangsa yang sembrono di Aceh.
Ketidaksetujuan penerapan tersebut menjadi salah satu contoh dari ancaman terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dalam bidang militer dalam negeri adalah gerakan separatis GAM.
Pergerakan separatis ini memakan banyak sekali korban baik dari kedua belah pihak dengan total hampir sebanyak 15.000 jiwa, dengan tujuan yang dimaksud. Salah satunya penerapan hukum Islam.
Jika saat ini di Provinsi Aceh adanya dana Otonomi Khusus (Otsus), Hukum Cambuk, penerapan Syariat Islam yang kental dan hak istimewa lainnya. Adalah bukti salah satu hasil perjuangan GAM yang dipimpin oleh Dr. Teungku Hasan Muhammad di Tiro.
Namun, perjuangan Hasan di Tiro dalam tujuan memisahkan diri dengan Republik Indonesia kandas. GAM berhenti melakukan gerakan separatisnya setelah melakukan perjanjian damai dengan Indonesia pada tahun 2005.
Artikel ini diterbitkan oleh Infoacehtimur.com, lantaran 04 Desember 2023 adalah dimana hari lahirnya Gerakan Aceh Merdeka (GAM) 47 tahun yang lalu 4 Desember 1976. Mengingat sejarah GAM dapat dibaca kembali pada laman asnlf.org, dan Wikipedia tentang perjuang GAM di Aceh.
*ILHAM