*Oleh Rouyani
Rouyani mewakili pemuda Aceh Timur mengecam sikap PB-PON yang kekanak-kanakan memindahkan lokasi venue panjat tebing dari yang awalnya sudah di tetapkan di Lapangan Pusat Pemerintahan Aceh Timur akan di pindahkan ke Stadion Harapan Bangsa Aceh Besar.
Hal ini di ketahui berdasarkan rilis media INFO PUBLIK Pada tanggal 3 Febriari 2024 sebagai mana pernyataan Sekretaris PB-PON Aceh M. Nasir Syama’un bahwa beberapa cabang olahraga yang sebelumnya dijadwalkan di sejumlah kabupaten/kota di Aceh, terpaksa dipindahkan ke Banda Aceh karena lokasinya dianggap kurang memadai. Enam cabang olahraga yang dipindahkan antara lain baseball, softball, panjat tebing, dan wot ball.
Hal ini tidak sejalan dengan Proses Survey kelayakan yang selama ini sudah dilakukan dan melibatkan berbagai pihak, diantaranya KONI Pusat, KONI Aceh Dispora dan pihak-pihak yang terkait langsung dengan proses pelaksanaan PON di Aceh Timur khususnya Cabang Olah Raga Panjat Tebing.
Setelah Survey Kelayakan dilakukan semuanya menyatakan bahwa Venue Panjat Tebing Lapangan Pusat Pemerintahan Aceh Timur Memenuhi Syarat dan layak di jadikan tempat dilaksanakan pertandingan PON Aceh-Sumut 2024 dari berbagai Aspek Peninjauan, hanya saja butuh pembenahan untuk memenuhi Standarisasi sebagaimana mestinya.
BACA JUGA: Aceh Timur Dikabarkan Batal Jadi Tuan Rumah Panjat Tebing PON XXI Aceh-Sumut 2024
Dalam hal ini Pemerintah Aceh Timur sudah menyanggupi dan mempersiapkan perencanaan lokasi sebagai langkah awal proses standarisasi tersebut, Jadi ini menimbulkan tanda tanya besar di ruang Publik Masyarakat Aceh Timur,
Sebut Royani selaku ketua Pa-Timura menduga ada kong kali kong dalam pelaksanaan tuan rumah, atau tempat pelaksanaan PON ACEH-SUMUT.
Ia mewakili unsur pemuda Aceh Timur juga menuntut Pj Gubernur Aceh untuk menghargai proses persiapan venue Panjat Tebing di Aceh TIMUR yang telah berjalan. Serta, meminta Pemerintan Aceh supaya venue tersebut tetap di Aceh Timur.
Rouyani yakin bahwa Pemerintah Aceh dapat menilai secara “waras” terhadap kelayakan dan kepatutan venue Panjat Tebing di Aceh Timur.
Bagaimana bisa sesuatu yang sudah di persiapkan dengan matang tiba-tiba bisa berubah, sebagai mana diketahui bersama ketika tidak ada angin dan hujan tapi terjadi perubahan ini ditakutkan ada “KEPENTINGAN SEPIHAK”.
Dalam hal mempersiapkan penyambutan pelaksanaan PON Aceh-Sumut 2024, berbagai pihak pemangku kepentingan sudah mempersiapkan diri jauh-jauh hari, tidak hanya dikalangan Pemerintah dan Organisasi Keolahragaan yang memang menjadi pelaku langsung, bahkan nasyarakat Aceh Timur yang menekuni berbagai bidang usaha sudah menyiapkan berbagai peningkatan standart untuk menyambut kedatangan Kontingen dari berbagai daerah di Indonesia, diantaranya pelaku usaha penginapan, pelaku UMKM milenial dan pedagang kecil.
Hal ini dilakukan dengan harapan mereka bisa mendapatkan peningkatan pendapatan dari efek pelaksanaan PON 2024 di Aceh. Dengan adanya keputusan Pengurus Besar (PB) PON ACEH ini secara Otomatis menimbulkan kegaduhan dan Kekecewaan yang mendalam, karena sudah menimbulkan kerugian materil dan mental Masyarakat Aceh Timur.
Dalam Hal ini Rouyani Selaku pemuda Aceh Timur khususnya mengecam Keras Keputusan sepihak oleh PB PON ACEH yang dengan sengaja membuat kegaduhan tanpa alasan yang masuk akal memindahkan Lokasi Pelaksanaan Cabor Panjat Tebing ke Komplek Stadion Harapan bangsa.
Hal ini patut dipertanyakan apakah ada intervensi pihak-pihak yang memiliki kepentingan dan niat buruk sehingga menghasilkan Keputusan yang mengundang reaksi keras dari Masyarakat Aceh Timur.
Namunpun demikian kami pemuda Aceh Timur masih berharap hendaknya PB PON Aceh dapat bersikap netral, berpikir jernih dan meninjau ulang Keputusan tersebut untuk menghindari reaksi keras dari Masyarakat Aceh Timur, tentu saja kita semua tidak menginginkan hal tersebut demi kesuksesan dan nama baik Aceh sebagai tuan rumah PON 2024 bersama Sumut.
Kami berharap PB PON Aceh bisa mengedepankan Asas keadilan dan pemerataan dalam penerapan mamfaat luas dari pelaksanaan PON di Aceh tahun 2024, sehingga Masyarakat Aceh Timur masih merasa sebagai bagian dari Rakyat dan warga Aceh.***