INFOACEHTIMUR.COM | Masyarakat mengeluh sejak dikerjakan Proyek Multi Years peningkatan jalan segment 1 Peureulak-Lokop yang dilaksanakan PT Subota Internasional Contractor, kerap terjadi kecelakaan di lokasi proyek.
Hal tersebut seperti diutarakan salah seorang tokoh masyarakat di Rantau Peureulak Mansur Abubakar pada media ini, Kamis (17/02/2022).
Ia mengatakan, akibat pengerjaan jalan itu, saat melintas menjadi was-was, belum lagi truk pengangkut hasil bumi yang kerap kandas dan terguling akibat jalan yang licin.
“Kami menyarankan pihak kontraktor agar tidak menggunakan tanah berbatu seperti sekarang untuk material timbunan, karena ini jalan lintas yang padat dengan muatan berat,” ujar Mansur.
Menurut Mansur, sirtu tidak jauh dari lokasi kerja lokop ada barangnya, kenapa pakai tanah kuning. Kontraktor jangan memaksa membuat galian jika tidak segera ditutup hingga menambah masalah untuk masyarakat, kadang mereka untuk kerumah juga sulit.
Hal senada disampaikan Ketua DPRK Aceh Timur Fatah Fikri. Menurutnya, sebelum telah menegur pihak kontraktor pelaksana agar memperhatikan keselamatan penguna jalan.
“Namun hingga sekarang pihaknya kerap mendapat laporan dari masyarakat di sepanjang lokasi pengerjaan proyek peningkatan jalan Peureulak-Lokop,” ujar Fatah.
Lebih lanjut dikatakan, sebelumnya telah meninjau ke lokasi pekerjaan,”kontraktornya sudah kita tegur agar lebih memperhatikan lingkungan dan keselamatan pengguna jalan, tapi sekarang keluhan masyarakat masih seperti sebelumnya dan kondisi jalan sekarang seperti kubangan,” Ujar Fatah Fikri.
Dia menambahkan, dirinya juga menerima laporan kasus mobil terguling dilokasi pengerjaan juga masih terjadi.
“Kami harap pihak kontraktor lebih peka terhadap kondisi di lapangan, jangan sampai masyarakat menggelar aksi protes yang mengakibatkan pekerjaan menjadi terkendala,” Lanjutnya.
Ia meminta ke depan agar timbunan galian dijalan sirtu (pasir berbatu) karena selain lebih padat juga sehingga tidak menjadi kubangan lumpur.
Sementara M.Nasir penanggung jawab proyek mengatakan, kondisi yang terjadi saat ini disebabkan faktor cuaca.
“Begini bang sesuai yang tertera dalam kontrak, ada beberapa ruas jalan yang harus dilakukan penggalian dengan dan dilanjutkan dengan timbunan menggunakan tanah berbatu (urpil), jadi sebelum timbunan benar-benar mati kami belum bisa melanjutkan dengan pengerasan menggunakan base B di atasnya,” Kata Nasir.
Dia menjelaskan, akan melakukan pertemuan dengan Ketua DPRK hari ini, kalau mungkin ada tokoh masyarakat di daerah setempat agar bisa kita diskusikan, terkait kondisi di lapangan.
“Kami tidak bisa menunda pekerjaan, namun jika setelah kami duduk tidak ada solusi, DPRK atau pemerintah setempat bisa menyurati pihak kami, supaya pekerjaan dihentikan dulu dan setelah ada izin ke depan baru kita lanjutkan kembali, karena kondisi sekarang kami juga dirugikan” Jelasnya.
Guna meminimalisir resiko yang ditimbulkan, pihak kontraktor sudah mengerahkan alat berat guna melakukan pemadatan ruas jalan. | syafrul | BeM.