
“Nanti apabila kondisinya sudah membaik, juga akan kita pindahkan ke ruang rawat inap,” terang dr Zulfikry.
Saat ditanya apa indikasi dan sebab yang menyebabkan warga mual dan muntah, dr Zulfikry menerangkan, jika dilihat dari peristiwa kejadian yang mengalami secara massal, maka diduga gara-gara menghirup sesuatu.
“Tentunya ini disebabkan karena menghirup sesuatu yang tidak bisa diterima oleh tubuh, tapi sejauh ini kita belum tahu pasti apa sebabnya,” jelas dokter Ai–panggilan akrab dr Zulfikry.
“Sejauh ini kita sudah menangani berdasarkan gajala yang muncul. Mungkin Senin besok, kita akan dapat informasi tambahan terkait penyebabnya,” ujar dr Ai.
Terkait pasien yang muntah darah, jelas dr Ai, akan diobservasi secara ketat.
“Kalau masih muntah juga, kemungkinan kita rujuk untuk dilakukan endoscopy,” cetusnya.
Mengungsi ke kantor camat
Sementara itu, Camat Banda Alam, Iskandarsyah mengatakan, warga menghirup udara beraroma gas diduga beracun, sudah sejak Sabtu (23/9/2023) sore kemarin.
“Sabtu kemarin, ada 3 warga yang diduga keracunan dan muntah,” ungkap Iskandarsyah, SE MAP kepada Serambinews.com saat ditemui di IGD RSUD dr Zubir Mahmud, Minggu malam.
Lalu Minggu (24/9/2023) sore sekitar pukul 17.30 WIB, warga kembali merasakan udara beraroma gas yang menyebabkan warga sesak nafas dan muntah.
“Bahkan ada warga yang muntah darah,” cetus Iskandarsyah.
Minggu sore, awal mula yang merasakan udara beraroma gasadalah anak-anak yang sedang main bola di lapangan.
“Saat ini, ada sekitar 80 kepala keluarga (KK) yang mengungsi di Kantor Camat Banda Alam,” ungkap Camat Iskandarsyah.
Berdasarkan informasi, ungkap Iskandarsyah, pihak PT Medco juga sudah menambah tenaga medis di lapangan.
Halaman Selanjutnya