Penulis: Zulfahmi
Mahasiswa Pascasarjana Administrasi Publik Unimal
ACEH – Generasi yang berkualitas dapat diciptakan dengan mencerdaskan anak bangsa dan langkah yang paling utama ialah dengan mensejahterakan para guru dan pelajar. Melihat dinamika yang terjadi menimbulkan pertanyaan bagi penulis, bagaimana bisa seorang guru mencerdaskan para muridnya sedang guru di landa ketidak kecukupan. Ibarat gelas yang kosong harus di isi dengan air terlebih dahulu sebelum diberikan kepada orang lain.
Pendidikan merupakan hal dasar yang wajib dimiliki oleh setiap manusia, di negara maju, pendidikan setiap penduduk harus diperhatikan agar setiap penduduk mempunyai Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Negara maju adalah wilayah dan perwilayahan yang mengalami perkembangan ekonomi yang baik melalui kebijakan dan perwakilan dalam sistem pemerintahan, khususnya lebih mengedepankan kepentingan publik tanpa adanya intervensi dan korupsi.
Menatap wilayah Aceh, indeks pendidikan masih sangat rendah, buktinya sampai sekarang Aceh masih masuk dalam provinsi termiskin di sumatera. Seharusnya dengan tingkat kekayaan alam yang berlimpah ruah dari berbagai sektor mulai dari hasil laut yang luar biasa, perkebunan, pertambangan dan masih sangat banyak lagi, sepertinya sangat tidak masuk di akal pikiran.
Perkara tersebut merupakan tugas bersama, terutama sekali dari pemerintah. Dimana seharusnya pembangunan sumber daya manusia (SDM) terlebih dahulu diutamakan dibanding pembangunan infrastruktur. Bersebab, infrstruktur akan minim pemanfaatannya jika diisi oleh SDM yang tak berkualitas. Termasuk sumber daya alam (SDA) yang berlimpah ruah akan dinikmati dan dimanfaatkan oleh bangsa luar.
Harapan saya dan saya kira ini harapan kita semua dimana kita bisa menepis, suatu hadist maja ” Buya krueng teudong doeng buya tamong meuraseuki ” menjadi ” Buya krueng meuraseuki dan berintegriti” Selama ini masih banyak terjadi hal – hal yang sedemikian rupa, sangat di sayangkan sekali dimana kita hanya dimanfaatkan oleh mereka tanpa feedback yang setimpal.
Tidak berhenti disitu ditambah lagi kekecewaan saya terakait kondisi pendidikan di Aceh yang sangat memprihatinkan ditambah dengan penyelewengan dana beasiswa yang diduga melibatkan oknum wakil rakyat kita yaitu anggota DPR Aceh, diamana seharusnya mereka memperjuangkan aspirasi rakyat, tapi malah mengibuli rakyatnya sendiri.
Entah memang mereka yang melakukan itu atau mungkin di pangkas oleh oknum – oknum yang tidak bertanggung jawab. Saya berani mengatakan seperti itu bukan tanpa alasan dikarenakan masih ada sebagian dari kalangan pemangku jabatan mereka ikut andil membodohi rakyatnya sendiri.
Berkedok aspirasi, ternyata “nasi basi” yang diberikan kepada mahasiswa dan mahasiswi. Bagaimana bisa Aceh mewujudkan kesejahteraan, sedang para perwakilan dari rakyat itu sendiri secara terang – terangan memanipulasi rakyatnya demi kepuasan semata. Dimana seharusnya tugas mereka mengayomi, menampung aspirasi, membentuk peraturan – peraturan untuk kesejahteran rakyat tapi nyatanya banyak dari perwakilan kita malah merusak peraturan yang sudah ditetapkan. Lebih parahnya lagi mengatas namakan kepentingan rakyat atas kepentingan pribadi.
Seharusnya Aceh bisa berperang melawan kebodohan dengan adanya program beasiswa tersebut tetapi malah semakin di bodohi oleh mereka oknum – oknum yang tak bertanggung jawab. Sedikit pantun untuk para Wakil rakyat yang terlibat dalam permasalahan ini “Kalau ada sumur di ladang boleh kita menumpang mandi kalau ada tangan yang panjang boleh lah kita bagi – bagi fee”. Dari uraian yang diatas, sekarang mari kita buka mata dan pikiran bagaimana nasib Aceh kedepannya, apabila hal seperti itu masih di praktekkan oleh mereka oknum yang tak bertanggung jawab. Semoga mereka sadar akan perbuatan yang mereka lakukan itu merugikan dan merusak kemuslihatan rakyat Aceh. Seharusnya aspirasi rakyat diutamakan bukan malah di intimidasi, seharusnya mereka yang bisa memberi solusi bukan malah di manipulasi. Semoga Hukum bisa berpihak kepada yang tersakiti kali ini, bukan berpihak pada mereka bandit yang berdasi.