Persiapan tambak tradisional dilakukan oleh pembudidaya diawali dengan perbaikan pintu air atau saluran serta pengelolaan tanah dasar tambak.
Tangkasan dibuat berdasarkan tinggi pasang-surut air laut, sedangkan lebar tambak dibuat berdasarkan luas arel tambak.Tiap petak tambak, terdapat minimal satu pintu air. Pintu air berfungsi mengatur pengeluaran dan pemasukan air dalam tambak.
pintu air dibuat berdasarkan tingkat ketinggian air yang diinginkan dengan menggunakan papan penghalang air atau bahan lainnya yang bisa digunakan. Selain itu, penggunaan jaring juga digunakan untuk menghalangi hama/ikan liar masuk ke dalam tambak.
Selain perbaikan konstruksi tambak, juga dilakukan perbaikan tingkat kesuburan tanah dengan melakukan pengeringan dan setelah itu melakukan pengapuran dan pemupukan biasa tergantung masing-masing pembudidaya.
- IMM Hukum Unhas Bekerjasama dengan Cangkir Opini untuk Mengkampanyekan Moderasi Indonesia
- Densus 88 Berkah 13 Terduga Teroris Ditamiang, Terkait Kelompok JI dan JAD
- Tenun dan Anyaman Pandan Aceh Timur Dipamer Pada Festival Meurah Silu
Selanjutnya Musim tebar bibit bandeng biasanya dilakukan dua kali setahun pada bulan Maret dan November dengan penebaran bibit bekisar 2.000 ekor/ha. Pembudidaya di desa ini lebih banyak memilih bibit berupa gelondongan (yang sudah sedikit esar) karena tidak perlu lagi dilakukan pendederan, meskipun harga bibitnya sedikit lebih mahal.
Pada proses pembesaran ikan bandeng di tambak, pergantian air dilakukan dengan model pasang-surut air laut. Kedalaman air dipertahankan sekitar 30 – 40 cm. Jangka waktu proses pembesaran memakan waktu sekitar 4 – 5 bulan.
Pada saat musin kemarau air laut akan pasang pada saat pagi, sedangkan pada musim hujan air laut akan pasang pada sore hari. Pembudidaya harus berjaga di area tambak beberapa jam untuk menunggu datangnya air pasang untuk kemudian Pembudidaya membuka pintu air pengendali air laut, setelah beberapa jam kemudian, pintu pengendali air laut ditutup kembali jika volume air tambak sudah dianggap mencukupi.
Pada saat Pemberian pakan tambahan dilakukan jika makanan alami berupa lumut dianggap tidak mencukupi dengan padat tebaran ikan dalam Tambak. Pakan tambahan berupa Pur/pelet ikan. Pemberian pakan tambahan dilakukan pada sore hari menjelang Maghrib sehingga mendukung untuk pertumbuhan ikan bandeng.
Jumlah pemberian pakan tambahan tidak menjadi patokan berapa banyaknya. pada umumnya pembudidaya ikan bandeng tradisional memilih tidak memberikan pakan buatan, karena pertimbangan faktor harga yang mahal. Meskipun budidaya pada tambak tradisional memerlukan rentang waktu yang lebih lama dengan tingkat produktivitas yang lebih rendah, tetapi pembudidaya masih tetap eksis mempertahankannya sampai sekarang.
Untuk masa panennya jika ikan bandeng sudah mencapai ukuran konsumsi sekitar 4 – 5 ekor/kg, maka ikan tersebut mereka sudah bisa di panen. Panen bandeng di lakukan dengan dua cara, yaitu memanen sebagian dan panen secara keseluruhan. Panen sebagian menggunakan jaring tradisional buatan sendiri biasanya atau bisa dengan jaring pukat. Untuk sistem panennya biasanya dilakukan paling sedikit tiga orang.
Dengan masing-masing dua orang bertugas untuk menyeret jaring dan satu orang bertugas mengumpulkan ikan hasil panen. Sedangkan panen total dilakukan dengan cara mengurangi debit air tambak terlebih dahulu, setelah itu baru dilakukan panen menggunakan jaring.
Ikan hasil panen dikumpulkan dan disusun dalam karung atau kotak gabus berwarna putih yang selanjutnya dibersihkan dari sisa lumpur kemudian ditambahkan sedikit es batu untuk menjaga kesegaran ikan tersebut. Ikan Bandeng kemudian diserahkan kepada pembeli atau pedagang pengumpul.
Penulis : Firly Gunawan Mahasiswa Hukum Ekonomi Syariah, IAIN Langsa.