Baliho “Mamah Semok” dan “Mamah Muda” yang dilekatkan pada Caleg perempuan dalam poster kampanyenya di Pemilu, seperti dilakukan untuk menjual sensualitas perempuan pendulang suara? Baliho ini hadir di tengah politik yang lagi sakit
Edisi khusus perempuan Konde.co kali ini menyajikan artikel tentang kampanye caleg perempuan di tengah politik yang sedang sakit.
Yuniyanti Chuzaifah tampak gusar ketika membeberkan banyak poster caleg perempuan seperti dipasang untuk “dijual” tampangnya di jalanan.
Ada caleg perempuan yang menampilkan foto di poster agar terlihat lebih muda dari wajah aslinya. Ada juga yang menampilkan foto yang sudah didandani dan disulap. Seolah-olah, muda adalah tujuan, dan menua adalah akhir dari segalanya
Yuniyanti secara kritis mempertanyakan, ini merupakan tuntutan dari partai atau tim sukses yang meminta agar para perempuan ini terlihat cantik dan seksi?
Konde.co menelusuri, di sepanjang Palmerah, Menteng dan Depok, pemantauan menunjukkan ada 2 Caleg perempuan yang menggunakan slogan mamah semok dan mamah muda yang dilakukan Caleg Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Desi Dwi Jayanti yang menulis slogan Mamah muda, dan Lydia Octavia menulis slogan Mamah Semok siap Melayani Depok di poster atau baliho di jalan.
Di jalanan Jakarta yang lain, banyak poster yang menunjukkan kerapian, kegantengan dan juga kecantikan. Poster ini bertebaran dimana-mana.
Sejumlah aktivis menyatakan bahwa poster ini menunjukkan bagaimana wajah sekaligus juga sensualitas perempuan digunakan untuk mendulang suara.
Apakah partai mengharuskan para perempuan melakukan cara-cara ini untuk memenuhi kuota 3o% perempuan di parlemen? Bagaimana dengan Caleg laki-laki, apakah Caleg laki-laki juga harus melakukan hal yang sama? Bagaimana sikap partai, membiarkan, atau justru mengendorse kondisi ini demi memperbanyak suara partai?
Tim Konde.co melakukan penelusuran yang kami hadirkan dalam edisi khusus ini untuk mengetahui motivasi penggunaan tubuh dan sensualitas perempuan dalam poster atau baliho Pemilu.