Infoacehtimut.com / Aceh – Sebanyak 30 orang bakal calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Daerah Pemilihan Provinsi Aceh akan bertarung dalam pemilu serentak 2024. Kali ini bakal calon berangkat dari ragam latar belakang, seperti musisi, politisi, tokoh perempuan, hingga pelawak. Siapa yang bakal melaju ke Senayan?
Hari sudah sore saat Nazar Apache dan timnya tiba di Kantor Komisi Independen Pemilihan (KIP)/Komisi Pemilihan Umum (KPU) Aceh, Minggu (14/5/2023). Tabuhan rapai dan petikan gitar mengiringi langkah mereka. Nazar datang bukan sebagai musisi yang mau konser, melainkan sebagai bakal calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Dapil Aceh 2024-2029.
”Jika nanti terpilih saya tidak akan meninggalkan musik,” kata Nazar Apache.
Nazar Apache, berusia 33 tahun, tergolong kaum muda. Sebagai vokalis Band Apache13, sebuah band lokal, membuat dia sangat populer, terutama di kalangan anak muda.
Dia percaya dengan popularitas yang dia miliki dapat menjadi modal besar maju sebagai calon anggota DPD 2024-2029. Nazar akan fokus berkampanye di Aceh barat dan selatan, tempat dia lahir. Terlebih dalam sejarah keanggotaan DPD dari Aceh, musisi pernah memenangi pemilihan.
Dia belum pernah terlibat dalam politik praktis, tetapi dia merasa cukup percaya diri untuk bertarung melawan para politisi senior atau tokoh lain yang lebih tua secara usia. Sebagai seorang musisi, Nazar ingin memperjuangkan isu kebudayaan.
- Baca juga:
- Fadlullah Ditunjuk Menjadi Ketua DPD Partai Gerindra Aceh, Haji Uma Berikan Selamat.
- Petani dan Nelayan Adukan Ke DPRA Akibat Sulit Peroleh BBM Solar di Aceh Timur.
- DPC PKB Aceh Timur Usung 40 Bacaleg Terbaik dan Target 5 Kursi DPRK
Dari 30 bakal calon, dua orang di antaranya adalah petahana, yakni Sudirman (2014-2024) dan Fadhil Rahmi (2019-2024). Keduanya termasuk calon kuat dan diprediksi bakal kembali meraih kursi DPD.
Sebelum jadi politisi, Sudirman adalah pemain film komedi, sedangkan Fadhil berasal dari tokoh muda religius. Fadhil alumnus Al Azhar Mesir, satu almamater dengan ustaz kondang Abdul Somad.
Fadhil Rahmi mengatakan masih ada tugas yang belum tuntas diperjuangkan sehingga dia harus kembali mencalonkan diri. ”Sebenarnya kerja di DPD kolektif, bukan individu. Namun, masih ada beberapa regulasi yang belum tuntas, seperti integrasi zakat untuk pengurangan pajak dan advokasi memperpanjang dana otonomi khusus,” kata Fadhil.
Ada juga politisi perempuan yang masih menjabat sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), yakni Darwati Agani. Darwati adalah istri eks Gubernur Aceh Irwandi Yusuf.
Darwati dikenal sebagai politisi perempuan yang vokal memperjuangkan isu perlindungan dan pemberdayaan perempuan. Darwati juga sempat diisukan sebagai kandidat calon wali kota Banda Aceh. Namun, Darwati ingin melaju ke Senayan melalui jalur nonpartai.
”Banyak partai politik nasional yang mengajak saya maju sebagai calon DPR, tetapi menjadi calon independen terbaik bagi saya,” kata Darwati.
Isu perlindungan anak dan perempuan memang belum menjadi topik hangat di kalangan politisi, padahal kasus pelecehan seksual dan pemerkosaan kian masif.
Ada juga pekerja sosial Rahmat Maulizar dari Kabupaten Aceh Barat. Rahmat beberapa tahun bekerja sebagai pekerja sosial untuk operasi gratis anak-anak penderita bibir sumbing.
Rahmat kerap keluar masuk kampung untuk menjemput anak-anak penderita bibir sumbing dengan biaya operasi ditanggung oleh sebuah yayasan nasional.
”Saya ingin bisa berbuat lebih banyak (sosial) untuk warga. Selama ini fokus pada keluarga bibir sumbing, tetapi ke depan akan lebih luas,” ujar Rahmat.
Berita ini Telah tayang di Kompas dengan Judul yang sama.