“Tindakan China yang mengganggu stabilitas di kawasan ini mencakup interaksi tidak aman di laut dan di udara, upaya-upaya mengganggu eksploitasi sumber daya lepas pantai negara-negara lainnya, serta penggunaan kapal Penjaga Pantai dan kapal-kapal milisi maritim yang berbahaya,” imbuh pernyataan bersama itu.
AS dan Jepang juga menuduh China semakin “mengintensifkan upaya untuk secara sepihak mengubah status quo dengan kekerasan atau paksaan di Laut China Timur” dan bahwa “kebijakan luar negeri China berupaya membentuk kembali tatanan internasional demi keuntungan sendiri dengan mengorbankan pihak lain”.
Dalam tanggapannya, Lin menyebut pernyataan bersama Washington dan Tokyo itu “mengabaikan fakta-fakta, mencampuradukkan benar dan salah, secara jahat menyerang kebijakan luar negeri China”.
Baca Juga: Kenapa China Banyak Kota Mati dan Tak Berpenghuni
Baca Juga: Bantu Palestina, Cina Donasikan Rp210 Miliar
“(Pernyataan bersama itu) Secara kasar mencampuri urusan dalam negeri China, dengan jahat menyerang dan mencemarkan nama baik China dalam masalah maritim, membuat pernyataan yang tidak bijaksana mengenai perkembangan militer dan kebijakan pertahanan China yang normal, membesar-besarkan dan memicu keributan soal ancaman China, dan secara jahat meningkatkan ketegangan regional,” sebut Lin dalam pernyataannya.
“China menyesalkan dan dengan tegas menentang hal ini,” tegasnya.