Infoacehtimur.com, Nasional – Ketua Dewan Pertimbangan Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia, Arsjad Rasjid, mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi daya beli masyarakat yang terus menurun.
Menurutnya, banyak masyarakat saat ini tidak lagi memiliki cukup uang untuk berbelanja, meskipun data pertumbuhan ekonomi nasional masih menunjukkan angka positif.
“Fokus kita jangan hanya melihat pertumbuhan ekonomi yang hanya sekitar 4,7 persen. Yang lebih krusial adalah daya beli masyarakat yang terus melemah. Saat ini bisa dikatakan masyarakat tidak punya uang, karena itu daya belinya menurun,” ujar Arsjad dalam forum “Driving Inclusive Growth: Innovation, Industrialization and Energy Transition for Job Creation” di Universitas Paramadina, seperti dikutip pada Minggu (22/7/2025).
Arsjad menyebutkan bahwa sejumlah dinamika global ikut memberi tekanan pada ekonomi Indonesia, seperti konflik di Timur Tengah, dampak kebijakan Donald Trump, dan perang Rusia-Ukraina.
Baca Juga: Keluarga Miskin di Aceh Timur Terpaksa Hentikan Pengobatan Anaknya
Selain itu, perlambatan ekonomi Tiongkok yang selama ini stabil turut memperburuk situasi. Namun, Arsjad menilai bahwa masalah utama Indonesia justru datang dari dalam negeri, seperti melemahnya daya beli dan persoalan ketenagakerjaan yang masih rentan.
Menurut Arsjad, struktur ekonomi Indonesia sangat bergantung pada dua kelompok utama: para pedagang yang menggantungkan hidup dari keuntungan usaha, serta para pekerja yang bergantung pada gaji, bonus, dan pendapatan lainnya. Jika dua sumber ini terganggu, maka pertumbuhan ekonomi tidak akan bisa dijaga dan bahkan bisa jatuh drastis.
Arsjad menyerukan agar semua pemangku kebijakan memberi perhatian lebih terhadap persoalan daya beli. Jika tidak segera ditangani, Arsjad khawatir ekonomi Indonesia bukan hanya stagnan, tapi bisa melambat lebih dalam.
Halaman Selanjutnya