Infoacehtimur.com, Langsa – Setelah serangkaian aksi protes yang dilakukan oleh mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Langsa, Provinsi Aceh.
Prof. Dr. Ismail Fahmi Arrauf Nasution, akhirnya memberhentikan Dr. Mawardi Siregar, MA dari jabatannya sebagai Dekan Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah (FUAD).
Keputusan ini diambil menyusul tuntutan mahasiswa yang menilai adanya tindakan sewenang-wenang terkait pengelolaan anggaran organisasi mahasiswa (Ormawa) FUAD, yang dinilai dilakukan tanpa konsultasi dengan pihak terkait.
Para mahasiswa sebelumnya menggelar beberapa kali demonstrasi, memprotes kebijakan dekan yang dianggap tidak transparan dalam penyusunan anggaran kegiatan organisasi.
BACA JUGA: Tuntut Reformasi Kampus, Mahasiswa IAIN Langsa Desak Rektor dan Dekan Mundur
Mahasiswa juga mengkritik revisi anggaran yang dilakukan berulang kali tanpa penjelasan yang jelas, serta pembatasan kreativitas organisasi dalam menjalankan program-program mereka.
Selain itu, muncul keluhan terkait arogansi dekan yang memaksakan kegiatan yang tidak sesuai dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB), serta beban finansial yang diberatkan kepada mahasiswa untuk mendapatkan nilai yang bagus.
Mendengarkan aspirasi mahasiswa, Prof. Ismail Fahmi Arrauf Nasution menyampaikan keputusannya untuk memberhentikan Dr. Mawardi dari jabatannya sebagai dekan.
Sebagai gantinya, menunjuk Pelaksana Harian (Plh) sebagai pengganti sementara sampai ditunjuknya dekan definitif yang baru sesuai prosedur yang berlaku.
Rektor juga menyinggung tentang kebijakan terkait Uang Kuliah Tunggal (UKT). Mahasiswa yang berada di bawah semester 14 dan sedang menyusun skripsi akan mendapatkan pemotongan UKT.
Selain itu, organisasi kemahasiswaan didorong untuk mengajukan permohonan sarana dan prasarana yang dapat mendukung kegiatan akademik mereka.
Dalam kesempatan yang sama, Rektor juga membuka ruang bagi mahasiswa untuk melaporkan jika ada penyaluran beasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP) yang dianggap tidak tepat sasaran, dengan melampirkan data pendukung.
“Kami akan terus berkomunikasi secara terbuka dan memberikan perkembangan terbaru terkait situasi ini. Semoga kita semua dapat bersikap bijak dan menjaga keharmonisan di lingkungan akademik,” kata Rektor.
Setelah mendengar respons tersebut, para mahasiswa dan pimpinan organisasi menandatangani petisi bersama, dan demonstrasi berakhir dengan tertib.***