Info Aceh Timur, Simpang Ulim – Warga Desa Kuala Simpang Ulim, Kecamatan Simpang Ulim, Aceh Timur, meminta perhatian pemerintah segera turun tangan untuk membangun tanggul batu pemecah ombak. Lantaran kondisi desa saat ini terancam menjadi lautan.
“Kami meminta pemerintah segera mungkin membangun tanggul tersebut, karena desa kami semakin terancam dengan naiknya air laut, bahkan aset desa seperti rumah sekolah, Dayah, Mesjid, dan rumah warga terancam sirna,” kata Idris Kepala Desa Kuala Simpang Ulim kepada Aceh Online, Kamis (11/01/2024).
Dia mengatakan, sebelumnya Badan Rehabilitasi dan Rekontruksi (BRR) pernah membangun tanggul tersebut lebih kurang 800 meter, bangunan itu pun tidak terealisasi sempurna, karena lembaga tersebut bekerja secara bertahap, tahap pertama selesai 400 meter, tahap kedua 400 meter, terakhir mereka bekerja Tahun 2010 selesai 200 meter, dan sampai kini bangunan tersebut terbengkalai.
“Tanggul yang dibangun BRR itu tidak normal yang semestinya, karena tanggul itu dibuatkan spasi dengan tanggul lainnya, bangunan itu seperti tahapan mereka bekerja, sedangkan tanggul yang harus dikerjakan sejauh tiga kilometer,” ujar Idris.
Baca juga: Pencurian Sepeda Motor Nmax di Simpang Ulim Aceh Timur Terekam CCTV, Lihat!
Baca juga: Warga “Teumenak” di Proyek Jalan 1,4 Miliar di Simpang Ulim
Menurutnya, tanggul yang sudah dibuat sekitar 800 meter itu kemungkinan tidak lama lagi akan roboh, perkiraannya jangka lima tahun, tetapi kalau terjadi air pasang besar setahun belum tentu tahan. Kondisi saat ini desa itu lebih rendah dari pada pesisir laut, maka kalau sempat tanggul itu roboh desa tersebut terancam menjadi lautan.
“Sebelumnya sudah kejadian pasang besar, kejadian pertama sekolah dasar (SD) dan puskesmas pembantu (Pustu) dihantam air pasang, kemudian sekolah tersebut dibangun lagi dan terhantam lagi, dan saat ini kalau sempat tanggul tersebut jebol maka sekolah itu habis dibawa air serta anak-anak harus sekolah dengan kejauhan tujuh kilometer dari pedesaan, dan rumah warga ikut terhantam,” ungkap Idris.
Idris melanjutkan, pihaknya berharap kepada pemerintah agar segera mengalokasikan dana untuk perbaikan tanggul tersebut. Dia menegaskan, jika tidak diperbaiki akan meluap ke pedesaan seketika air pasang.
“Kami hanya bisa berharap, semoga ada wakil rakyat yang tersentuh hatinya untuk segera memperbaiki tanggul ini, karena keadaan yang semakin darurat,” harap Idris.