Infoacehtimur.com, Aceh Timur – Sejumlah eks kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) Wilayah 05 Idi Rayeuk bersama puluhan pemuda setempat mendampingi Rocky, eks Bupati Aceh Timur dua periode, dalam penyaluran bantuan logistik ke sejumlah wilayah terisolir di pelosok Kabupaten Aceh Timur, kamis (18/12/2025). Rombongan menembus medan berat dan akses terbatas untuk menjangkau desa-desa yang hingga kini masih minim perhatian dan bantuan.
Pasukan kemanusiaan yang mendampingi Rocky tersebut terdiri dari Nurdin Akrap yang akrab disapa Apa Labu, Jailani alias Momo, Azhari alias Si Kon, Rusli alias Rangkube, Abdullah alias Sabena, Nurdin alias Rincong, Iskandar alias Brewok, Tarmizi alias Cek Pee, Martunis alias Aneuk Kumuen Ami, serta 41 pemuda setempat yang secara sukarela terlibat langsung dalam pendistribusian bantuan.
Di lapangan, rombongan menemukan banyak warga yang masih bertahan dalam kondisi serba terbatas. Sejumlah rumah rusak, persediaan logistik menipis, dan sebagian masyarakat terpaksa mengungsi tanpa kepastian bantuan lanjutan. Kondisi tersebut menunjukkan masih adanya kesenjangan serius dalam penanganan bencana, terutama di wilayah pelosok Aceh Timur.
Baca Juga: Bupati Rocky Evakuasi 4 Ibu Hamil Terjebak Banjir
Baca Juga: Bupati Rocky Pantau Kerusakan Pasca Banjir Aceh Timur
Nurdin Akrap alias Apa Labu menegaskan bahwa pendampingan terhadap Rocky dilakukan bukan untuk kepentingan simbolik, melainkan karena kebutuhan nyata masyarakat di lapangan. “Kami mendampingi Rocky karena beliau turun langsung melihat rakyat. Ini bukan soal siapa kami di masa lalu, tapi soal siapa yang hadir saat rakyat kesulitan,” kata Apa Labu.
Ia menyebut, fakta di lapangan memperlihatkan banyak desa terisolir yang terlambat menerima bantuan akibat buruknya akses dan lambannya respons. Menurutnya, solidaritas masyarakat tidak boleh dijadikan alasan untuk menutupi kelalaian struktural.
“Kalau rakyat di pelosok masih bertahan dengan sisa tenaga dan sisa makanan, berarti ada yang tidak beres dalam sistem penanganan,” ujarnya.
Apa Labu juga mendesak pemerintah daerah dan instansi terkait agar tidak hanya mengandalkan laporan administratif, tetapi benar-benar turun ke wilayah terdampak. “Jangan ukur penderitaan rakyat dari meja rapat. Datang, lihat, dan rasakan sendiri bagaimana mereka hidup di tengah bencana,” tambahnya.
Aksi pendampingan dan penyaluran bantuan ini disambut positif oleh masyarakat terdampak. Namun warga berharap perhatian pemerintah tidak berhenti pada bantuan darurat semata, melainkan disertai langkah serius untuk pemulihan dan pencegahan agar bencana serupa tidak terus berulang.

