Infoacehtimur.com, Aceh Timur – Harga emas di Aceh semakin mahal hal ini memicu naiknya harga mayam yang semakin tinggi. Emas menjadi instrumen penting dalam adat pernikahan di Aceh, harga mayam saat ini capai 7 juta rupiah,
Naiknya harga mayam menjadi problem tersendiri bagi muda-mudi yang belum menikah di Aceh, banyak pemuda kesusahan dalam mencari uang untuk mayam agar bisa meminang kekasih hati.
Merespon hal itu, Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh Timur M. Thahir menjelaskan bahwa harusnya tidak memberatkan dan tidak merendahkan.
“Mayam itu sesuai kemampuan, tidak memberatkan laki-laki dan tidak memberatkan perempuan,” tuturnya.
Baca Juga: Harga Emas Melambung Tinggi, Satreskrim Polres Aceh Timur, Ini Katanya
Baca Juga: Ketua MPU Aceh Singkil: Kalau Tak Bisa Pertahankan Pulau, Mendingan Hapus Saja Hymne Aceh
Menurutnya, mahar dalam pernikahan itu tidak semestinya harus emas, mahar yang sah dalam Islam bisa berupa barang berharga lainnya, seperti Al-Qur’an, hafalan surah, seperangkat alat salat, atau bahkan aset tanah, asalkan memiliki nilai dan disepakati kedua belah pihak. Intinya, mahar adalah simbol keseriusan dan penghormatan, bukan ajang pamer kekayaan.
Hanya saja secara adat istiadat di Aceh emas diambil sebagai mahar untuk. melangsungkan pernikahan.
“Perlu diketahui menikah itu adalah ibadah, jadi anak-anak muda Aceh yang hendak menikah harus disegerakan jangan diberatkan dengan budaya-budaya uang menyebabkan mereka tidak jadi menikah,” ungkapnya.
Ia menyebutkan bahwa dalam islam mahar adalah hal mutlak yang harus dibawa oleh calon suami untuk calon istri. Namun, syariat dengan jelas menganjurkan agar memudahkan persoalan mahar tersebut.
Kenaikan harga mayam hingga 7 juta seharusnya tidak memadamkan niat baik para pemuda. MPU berpesan agar generasi muda kembali merujuk pada esensi pernikahan sebagai ibadah dan penyempurnaan agama.
“Pernikahan yang baik itu adalah yang dimudahkan maharnya. Jangan sampai tradisi ada justru menunda atau menggagalkan langkah menuju menikah,” pesan M. Thahir