Infoacehtimur.com, Aceh Timur – Sebanyak 96 warga etnis Rohingya kembali mendarat di Kabupaten Aceh Timur, Provinsi Aceh, pada Kamis (31/10/2024) dini hari.
Para pengungsi ini ditemukan di pantai Kuala Krueng Thoe, Desa Meunasah Asan, Kecamatan Madat, sekitar pukul 04.00 WIB.
Namun, kedatangan mereka kali ini menyisakan kisah tragis, dengan enam orang di antaranya ditemukan meninggal dunia, yang diduga perempuan muda berusia 14 hingga 17 tahun.
Pemakaman di Meunasah Asan
Jenazah keenam pengungsi yang meninggal dunia rencananya akan dimakamkan di tempat pemakaman umum (TPU) Desa Meunasah Asan.
Kasat Reskrim Polres Aceh Timur, Iptu Adi Wahyu Nurhidayat, menyampaikan bahwa pihaknya telah melakukan identifikasi terhadap jenazah dengan bantuan tim Inafis Polres Aceh Timur.
Pemakaman di TPU setempat ini adalah langkah penghormatan bagi para korban yang kehilangan nyawa dalam perjalanan mencari perlindungan.
Penemuan Puluhan Telepon Seluler oleh Warga
Saat para pengungsi Rohingya ditemukan, warga lokal di sekitar lokasi kejadian sempat menemukan puluhan telepon seluler yang diduga milik para pengungsi.
Keberadaan ponsel-ponsel ini menimbulkan tanda tanya, mengingat perjalanan panjang yang dilalui para pengungsi.
Temuan ini semakin memperkuat dugaan adanya keterlibatan pihak lain dalam membawa para pengungsi ke Aceh, bahkan menambah kecurigaan adanya jaringan perdagangan manusia.
Kecurigaan Warga tentang Perdagangan Manusia
Kedatangan pengungsi Rohingya ini menimbulkan tanda tanya besar di kalangan warga setempat.
Mereka tidak menemukan perahu atau kapal yang digunakan untuk membawa para pengungsi.
Beberapa warga menduga bahwa para pengungsi tersebut adalah korban perdagangan manusia.
Sekretaris Desa Meunasah Asan, Saiful Anwar, mengonfirmasi bahwa seluruh pengungsi masih berada di pinggir pantai hingga berita ini diterbitkan.
Warga telah melakukan pendataan awal untuk mengetahui jumlah pengungsi yang terdiri dari 37 laki-laki, 46 perempuan, dan tujuh anak-anak.
Langkah Kepolisian dan Penyelidikan Kapal
Dalam perkembangan terbaru, Polres Aceh Timur menangkap sebuah kapal motor bernama KM Jeddah yang diduga menjadi alat transportasi pengungsi tersebut di perairan Peureulak, kapal tersebut diketahui milik nelayan dari Kuala Bugak, Kecamatan Peureulak.
Berdasarkan informasi yang diterima, kapal tersebut diperkirakan menjemput puluhan pengungsi Rohingya di perairan Kecamatan Padang Tiji, Kabupaten Pidie, sebelum membawa mereka ke Pantai Krueng Thoe.
Para pengungsi dikabarkan dipaksa berenang ke pantai setelah turun dari kapal. Kapal tersebut kemudian ditemukan tanpa awak di perairan Peureulak pada Kamis sore, dan saat ini sedang ditarik ke Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Idi, Aceh Timur untuk penyelidikan lebih lanjut.
Tempat Penampungan Sementara
Pasca ditemukan, sebanyak 90 pengungsi yang selamat telah dibawa ke tempat penampungan sementara di lapangan bola kaki Desa Seuneubok Rawang, Kecamatan Peureulak Timur.
Saat ini, pihak kepolisian masih menyelidiki dugaan keterlibatan pelaku yang mengangkut para pengungsi Rohingya tersebut ke wilayah Aceh Timur.
Kasus ini terus mendapat perhatian, terutama terkait kecurigaan adanya praktik perdagangan manusia yang melibatkan para pengungsi Rohingya yang berusaha mencari perlindungan di Aceh.***