Infoacehtimur.com, Politik – Bakal Calon (Balon) Bupati Aceh Timur, Dr. Firman Dandy, SE, M.Si, mendaftar ke Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Aceh pada Senin, 27 Mei 2024.
Firman Dandy datang ke Kantor DPW PPP di Jalan Syiah Kuala, Gampong Mulia, Kota Banda Aceh, didampingi oleh Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PPP Aceh Timur, Tgk Darkasy, calon anggota legislatif PPP Aceh Timur terpilih, Ismail Jalil, mantan Ketua Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Kota Langsa, Deddy Azwarsyah, putra mantan Bupati Aceh Timur, Azman Usmanuddin, serta beberapa pengurus PPP Aceh Timur lainnya.
Kedatangan Firman Dandy disambut oleh Ketua DPW PPP Aceh, Dr. H. Amiruddin Idris, SE, M.Si, yang juga Ketua Tim Penjaringan Calon Kepala Daerah PPP Aceh, bersama Sekretaris H. Ilmiza Saaduddi Djamal, MBA, anggota tim Dr. Fachrul Rizal, dan beberapa pengurus DPW PPP Aceh lainnya.
Amiruddin menjelaskan bahwa untuk Aceh Timur, hanya satu bakal calon bupati yang sudah mendaftar ke PPP, yakni Dr. Firman Dandy. Pendaftaran masih dibuka hingga 30 Mei 2024.
BACA JUGA: Punya Segudang Pengalaman, Profil Firman Dandy Bacalon Bupati Aceh Timur
BACA JUGA: Melihat Lebih Dekat, Sosok Firman Dandy Dimata Pengurus Cabor
“PPP adalah partai milik umat. Kami membuka pendaftaran bagi bakal calon kepala daerah. Namun, untuk Aceh Timur baru Firman Dandy yang mendaftar. Dalam waktu dekat, kami akan mengajukan namanya ke DPP. Harapan kami, DPP akan memilih Firman Dandy untuk direkomendasikan,” jelas Amiruddin, yang juga merupakan Wakil Bupati Bireuen periode 2002-2007.
Sekretaris DPW PPP Aceh, H. Ilmiza Saaduddi Djamal, MBA, menilai sosok Firman Dandy sebagai birokrat yang sangat memahami ilmu perencanaan pembangunan, sehingga sangat layak untuk direkomendasikan menjadi Calon Bupati Aceh Timur.
“Jika nanti DPP merekomendasikan Pak Firman Dandy, kami akan bekerja maksimal menggerakkan seluruh perangkat partai untuk pemenangan,” tegasnya.
Firman Dandy mengucapkan terima kasih atas sambutan hangat DPW PPP Aceh terhadap pencalonannya. Pria kelahiran Rantau Peureulak, Aceh Timur, 21 November 1977, ini menjelaskan visi besarnya untuk mewujudkan Aceh Timur yang BERIBADAH, yaitu berilmu, cerdas, Islami, bahagia, damai, dan barokah pada 2024-2029, sebagai pondasi kuat untuk mencapai cita-cita besar Aceh Timur Meusaneut (ATM) pada tahun 2045.
“Tahun 2045, Indonesia akan mengalami bonus demografi. Pondasinya harus diperkuat dari sekarang. Jika tidak disiapkan, maka akan terlewat dan bisa menjadi bencana. Jadi, untuk 20 tahun ke depan, kita sudah punya perencanaannya dari sekarang,” jelasnya.
Sebagai Doktor Program Studi Perencanaan Pembangunan lulusan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara (USU), Firman Dandy fasih menjelaskan seluk-beluk perencanaan pembangunan daerah, sesuai dengan latar belakang pendidikan dan pengalamannya selama 20 tahun sebagai birokrat di bidang perencanaan pembangunan dan anggaran daerah.
“Anggaran adalah jantung pembangunan daerah. Keilmuan dan pengalaman akan saya gunakan untuk pembangunan daerah. Selama ini, saya hanya menerima perintah pimpinan dalam menyusun anggaran. Saya yang memasak, tetapi saya tidak bisa menentukan menu apa yang ingin saya masak. Ke depan, jika Allah mengizinkan saya menjadi kepala daerah, saya akan bisa memasak menu yang diinginkan oleh masyarakat Aceh Timur dalam setiap program pembangunan daerah,” ujarnya.
Ketua Ikatan Alumni Universitas Samudera (IKA Unsam) ini memaparkan visi pertamanya, yaitu membangun Aceh Timur berdasarkan Syariat Islam yang Rahmatan Lil Alamin, dengan memperkuat pendidikan nonformal berbasis Dayah dan memfasilitasi metode entrepreneur bagi guru-guru pengajian.
“Peran ulama akan kami maksimalkan dalam setiap pengambilan kebijakan daerah, karena ulama dan umara sejatinya adalah dua sisi koin yang tidak bisa dipisahkan. Selain itu, kami juga akan memberikan subsidi Dana Pengajian Umum untuk setiap kecamatan,” jelas Firman Dandy.
Visi kedua mencakup bidang pemerintahan, yaitu mewujudkan pemerintahan yang profesional, berkeadilan, melayani, bersih, terpercaya, efektif, dan efisien, serta merangkul semua kalangan.
Visi ketiga adalah mewujudkan percepatan pemenuhan standar pelayanan minimal yang berkaitan dengan pelayanan dasar di bidang pendidikan, kesehatan, pekerjaan umum dan penataan ruang, perumahan rakyat dan kawasan pemukiman, ketentraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat, serta sosial.
“Kami akan meletakkan pondasi pembangunan Aceh Timur yang berkeadilan, berkelanjutan, berbasis keunggulan dan potensi kawasan, dengan berpedoman pada perencanaan pembangunan yang komprehensif dan terintegrasi,” tambah Firman Dandy.
Visi kelima adalah mewujudkan pembangunan sumber daya manusia seutuhnya dengan konsep sinkronisasi pendidikan umum, pendidikan berbasis dayah, pendidikan dan pelatihan vokasi, peningkatan prestasi olahraga, kesetaraan gender, penguatan peran perempuan, penguatan peran pemuda, dan penyandang disabilitas.
Visi keenam adalah membangun ekonomi Aceh Timur dengan fokus pada tujuh kekuatan: pemanfaatan sumber daya alam yang dihilirisasi dan diindustrialisasi; ketahanan pangan; seni budaya dan ekonomi kreatif; pariwisata halal; pemberdayaan koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM); entrepreneurship; dan ekonomi digital.
“Yang tak kalah penting adalah soal pengentasan kemiskinan. Ini masuk dalam visi kami yang ketujuh. Pengentasan kemiskinan perlu dilakukan dengan pola terpadu dan terintegrasi melalui pembangunan sistem pertanian yang memanfaatkan keterkaitan antara tanaman pangan, peternakan, dan perikanan yang bersahabat dan selaras dengan alam,” tegasnya.***