Infoacehtimur.com / Banda Aceh – Hampir tak ada yang tak kenal nama Haji Uma di Aceh. Bahkan jika namanya ditanyakan pada anak kecil sekalipun, khususnya di berbagai pelosok pesisir Pantai Timur Provinsi Aceh.
Seluruh kalangan masyarakat di segala tingkat usia dan kelas sosial, pasti kenal dengan sosok yang telah dua periode terpilih sebagai anggota DPD RI dari daerah pemilihan Provinsi Aceh ini.
Tentu kita belum lupa, bagaimana Haji Uma yang maju sebagai calon anggota DPD RI pada Pemilu 2019 lalu berhasil memperoleh nyaris 1 juta suara, atau tepatnya 960.033 suara.
Suara yang diperoleh sosok bernama asli H. Sudirman ini bahkan dua kali lipat lebih dari raihan suara pasangan capres dan cawapres terpilih, Jokowi dan Amin Makruf pada Pilpres 2019 di Aceh yang hanya 404.188 suara.
Peroleh tersebut juga turut menjadikan Haji Uma sebagai peraih suara tertinggi dalam sejarah pemilihan calon anggota DPD RI yang telah pernah berlangsung di Aceh, sejak Pemilu 2004 lalu.
- Baca juga:
- Haji Uma Ditengah Dilema Perkara Warga Peunaroen Racuni Harimau.
- Puluhan Nakes Honorer Mengadu Ke Haji Uma, Padahal Mau Puasa dan Idul Fitri.
- Sebanyak 6 Pekerja Migran Indonesia Ngadu ke Haji Uma Diduga Dianiaya Perusahaan Pinjol
Sejatinya, nama Haji Uma populer dan dikenal masyarakat Aceh melalui serial film komedi Aceh Eumpang Breuh yang diperankan H. Sudirman. Dalam film itu, figur Haji Uma dikenal sebagai ayah dari Yusniar dan suaminya Kak Bungsu.
Selain itu, Haji Uma dinilai sebagai figur yang mencitrakan potret tipikal orang Aceh masa dulu yang hadir dimasa kini, dengan outfit (pakaian) yang dikenakan serta sebilah parang yang bisa didefinisi sebagai simbol kegagahan lelaki Aceh di abad jaya.
Satu lagi, sepeda ontel yang selalu menemaninya kala bepergian tentu jadi ingatan yang lekat dengan sosok Haji Uma.
Paska Pemilu 2014 yang mengantarnya sebagai salah satu anggota DPD RI asal Aceh, nama H. Sudirman atau Haji Uma tidak semata dikenal sebagai figur pada serial komedi Aceh yang melegendaris, Eumpang Breuh.
Namun Haji Uma juga mulai dikenal sebagai sosok wakil rakyat Aceh yang memiliki kepedulian tinggi terhadap masalah sosial kerakyatan di Aceh. Haji Uma kerap hadir membantu masyarakat yang ditimpa kemalangan, baik di Aceh maupun diluar Aceh.
Sudah cukup banyak warga Aceh diluar Aceh khususnya Malaysia yang dibantu untuk pemulangan ke Aceh karena sakit atau mendapat kemalangan. Demikian juga dengan pemulangan jenazah warga Aceh yang meninggal diperantauan.
Haji Uma juga kerap hadir membantu masyarakat diberbagai pelosok daerah di Aceh. Sehingga tak ayal, Haji Uma terkesan menjadi tumpuan harapan bagi masyarakat kecil baik di Aceh maupun yang berada diperantauan.
Kehadirannya secara nyata dalam setiap persoalan yang dihadapi masyarakat telah melahirkan simpati besar terhadap sosok Haji Uma. Maka tak heran saat dirinya memperoleh suara spektakuler yang nyaris mencapai satu juta suara di Pemilu 2019 lalu.
Bahkan diakui atau tidak, dengan sikap dirinya yang “tak merasa tinggi” walau dia adalah pejabat tinggi negara serta selalu dekat tanpa sekat dengan akar rumput di Aceh, banyak masyarakat di Aceh yang berharap agar Haji Uma mau maju sebagai calon gubernur Aceh pada 2024 nantinya.
Tentu saja harapan masyarakat Aceh itu sangat wajar dan tak berlebihan jika kita mengacu pada sosok Haji Uma. Rakyat Aceh telah lama mendambakan sosok pemimpin yang merakyat, peduli serta selalu hadir dan membawa solusi dalam setiap masalah sosial kerakyatan di yang tumbuh dan berkembang di Aceh.
Dengan motto yang diusungnya “udep beuna manfaat, beu jeut syafaat keu ureung lingka”, Haji Uma secara tidak langsung telah menunjukkan bahwa komitmen, konsistensi serta relevansi antara ucapan dan perbuatan itu penting dipegang teguh oleh siapapun di Aceh.
Atas segala kepedulian sosial yang tinggi yang ditunjukkan Haji Uma secara konsisten sejak awal menjadi anggota DPRD RI hingga kini, maka sangat wajar dirinya dianugerahkan penghargaan sebagai sosok inspiratif Pejuang Sosial pada Serambi Demokrasi Awards yang berlangsung di Banda Aceh, Jumat, 17 Maret 2023.
Mendapat penghargaan tersebut, Haji Uma tidak lantas jumawa. Bahkan dia menyebut, penghargaan bukan tujuan dan penghargaan itu di dedikasikannya untuk seluruh masyarakat Aceh dan para pejuang sosial di Aceh.
Hal ini sebagaimana disebut dalam sambutan singkat yang disampaikan oleh Staf Ahlinya yang hadir mewakili Haji Uma untuk menerima penghargaan tersebut serta pernyataan langsung dari Haji Uma saat dimintai komentar oleh awak media.
“Terima kasih untuk penghargaan yang di anugerahkan kepada saya sebagai salah satu dari 60 sosok inspiratif di Aceh pada Serambi Demokrasi Awards.
Namun ini semua bukan sebuah tujuan atas apa yang selama ini saya lakukan. Saya mendedikasikan ini bagi seluruh rakyat Aceh dan para pejuang sosial, mereka lebih layak untuk ini”, ujar Haji Uma via sambungan WhatsApp, Minggu (19/3/2023).
Lebih lanjut, Haji Uma menyampaikan bahwa sejatinya apa yang selama ini ia lakukan adalah bentuk dari Hablum minannas dan hambum minallah.
Namun Haji Uma juga berterima kasih atas penghargaan tersebut. Karena ia berharap hal tersebut dapat menjadi sebuah inspirasi dan semangat bagi semua pihak dan kalangan untuk lebih memperkuat rasa saling peduli secara sosial dan saling bahu membahu guna membantu kepada sesama.
“Orientasi dan tujuan utama saya dalam setiap sikap kepedulian dan membantu pada sesama agar setidaknya kehadiran saya dapat bermanfaat bagi sesama. Tentu dengan kemampuan yang saya miliki dan keterbatasan yang ada”, tutup Haji Uma.
Akhirnya, kami juga turut mengucapkan selamat atas penghargaan Serambi Demokrasi Awards kepada Haji Uma sebagai sosok Inspiratif Pejuang Sosial.
Hemat kami, penghargaan ini sudah tepat alamat dan Haji Uma lebih dari sekedar layak untuk mendapatkannya. Karena dengan segala kontribusi dan sumbangsihnya, Haji Uma telah menjadi inspirasi bagi para pejuang sosial dan banyak kalangan di Aceh. (*)