Infoacehtimur.com | Internasional – Ukraina akhirnya menyerah setelah digempur Rusia hampir dua pekan. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy menyatakan kesediaannya untuk membahas tuntutan Rusia.
Rusia menggempur Ukraina karena tidak mengakui Krimea yang dicaplok dan wilayah pro-Moskow yang memisahkan diri.
Selain itu, Ukraina sempat ngotot ingin bergabung dengan NATO yang membuat Putin semakin murka.
“Saya pikir hal-hal mengenai wilayah yang diduduki sementara dan republik semu yang tidak diakui oleh siapa pun selain Rusia, kita dapat mendiskusikan dan menemukan kompromi tentang bagaimana wilayah ini akan terus hidup,” kata Zelenskiy pada Selasa (8/3/2022) seperti dilansir dari The Moscow Times.
Baca Juga:
- 3 Penyandang Disabilitas Aceh Timur Dapat Bantuan Kursi Roda Dari Haji Maop
- Pilkada Berlangsung Sukses, Ferry Munandar: Semua Pihak Patut Diapresiasi
- Pokir Elit Ganti Kaca Sulit! Bus Sekretariat DPRK Aceh Timur Ancam Keselamatan
- Pemerintah Rencanakan Kenaikan Pajak 12 Persen Tahun 2025
- Komisi V DPR Aceh Haji Maop Desak Percepatan Pembangunan RS Regional Langsa
Pada Senin (7/3/2022) kemarin, Kremlin mengatakan bahwa pihaknya siap untuk menghentikan agresi dalam sekejap jika Ukraina memenuhi tuntutannya untuk mengakui Krimea sebagai wilayah Rusia dan wilayah Donetsk dan Luhansk yang separatis sebagai republik merdeka.
“Yang penting bagi saya adalah bagaimana orang-orang di wilayah yang ingin menjadi bagian dari Ukraina akan hidup,” kata Zelenskiy kepada ABC News.
Namun dia menolak untuk menyerah pada ultimatum yang diajukan tim perunding Rusia dalam tiga putaran dialog yang sejauh ini gagal mencapai gencatan senjata.
“Pertanyaannya lebih sulit daripada sekadar mengakuinya. Ini adalah ultimatum lain dan kami tidak siap untuk ultimatum,” kata Zelensky.
“Saya siap untuk berdialog, kami tidak siap untuk menyerah.”
Kremlin juga mengatakan bahwa mereka ingin Kyiv menghentikan aksi militer dan mengabadikan netralitas dalam konstitusinya, sebuah proposal yang juga tampaknya terbuka untuk Zelenskiy.
“Saya telah mendinginkan masalah ini sejak lama setelah kami memahami bahwa NATO tidak siap untuk menerima Ukraina,” kata Zelenskiy.
Pemimpin Ukraina itu mengulangi seruannya kepada Presiden Rusia Vladimir Putin untuk merundingkan gencatan senjata dengannya secara langsung, panggilan yang sejauh ini ditolak oleh Kremlin.
“Yang perlu dilakukan adalah Presiden Putin mulai berbicara, memulai dialog daripada hidup dalam gelembung informasi tanpa oksigen.”(*)
Sumber : Tribunpeukanbaru