Info Aceh Timur, Citizen – Perang antara pejuang Hamas dan Israel, yang mengakibatkan korban dari kedua belah pihak pun sudah menembus angka ribuan.
Perang yang berlangsung di wilayah tersebut tidak saja melibatkan alat berat apapun seperti tank dan rudal Al-Qassam, tapi juga melibatkan Fotografer, Jurnalis (PRESS), dan laporan warganet.
Seperti diketahui bahwa perang antara pejuang Hamas dan Zionis ini sudah sepakan lamanya. Zionis menyebut akan melakukan serangan mematikan setelah pejuang Hamas bombardir wilayahnya.
Bukan hanya perang artileri dan alat berat apapun yang menembakkan proyektil di medan perang. Perang opini pun tak kalah ganasnya dengan perang militer.
BACA JUGA: Biadab! Israel Serang Warga Palestina Tanpa Alasan Apa Pun, 55 Orang Mati Syahid
BACA JUGA: Propaganda Media Barat Tuduh Hamas Aniaya Perempuan dan Anak-anak Israel
Media sosial jadi alat utama memperoleh informasi perang antara pejuang Hamas dan Israel. Berbagai propaganda muncul ke permukaan Media sosial.
Israel yang didukung oleh berbagai negara hebat dan disupport sejumlah Media Massa yang populer. Disebut sebagai Media Barat, sedangkan pejuang Hamas di Palestina, tidak terkoneksi jaringan lantaran dikendalikan Israel.
Meski dengan begitu, yang terlihat di Media Sosial Platform tentang Israel melakukan pelanggaran HAM berat terhadap warga Palestina. Israel pun dikecam berbagai pihak.
Bukannya mengakhiri pelanggaran tersebut. Justru membuat Israel semakin mengganas, membuat propaganda di Media Populer Barat dengan menuduh pejuang Hamas membunuh 40 bayi Israel.
Media-media populer di Inggris seperti Daily Mail, The Sun, The Times, dan The Daily Telegraph telah menyebarkan berita bahwa pejuang Hamas membunuh 40 bayi Israel.
Ternyata, berita 40 bayi Israel yang dibunuh dan dipenggal oleh pejuang Hamas hanya propaganda Israel melalui Media-media Barat yang menjadi support system mereka.
Sebagaimana Fotografer, dan Jurnalis/wartawan (PRESS) Media Barat mengungkap fakta tanpa melihat fakta nyata telah melanggar kode etik jurnalistik.
Pemberitaan palsu tersebut menjadi bahan konsumsi warganet dan menilai jika tindakan Israel tidak lain selain membuat propaganda. Media yang telah menyebar Hoax, apakah mereka minta maaf dan membuat pernyataan tertulis? Tentu tidak.
Pengguna Platform tik tok PTI OFFICIAL, sebuah Media Massa berkantor di Irak, menyebut Israel kalah. Mereka kalah perang Media meskipun koneksi mereka. Mereka kalah dalam perang Media, gelombang terbalik.
Penyiar berita Media massa PTI OFFICIAL, juga menyebut koneksi Israel adalah uang atau kantong dalam. Israel kalah dalam perang Media juga menjadi kata sebutan berulang kali olehnya.***