Info Aceh Timur, Aceh Timur – Jembatan rangka baja yang menghubungkan Desa Srimulya, Kecamatan Peunaron, dengan Desa Rantau Panjang Bedari, Kecamatan Simpang Jernih, menghadapi risiko kerusakan yang serius, Rabu (3/1/2024).
Jembatan sepanjang 71 meter ini, yang juga merupakan jalur utama menuju lokasi pembangunan Suaka Badak Sumatera, mengalami kemerosotan signifikan.
Sumarlin, Kepala Desa Srimulya, menjelaskan bahwa jembatan yang didirikan pada tahun 1992 dan diresmikan oleh Wakil Presiden Suharto, Sutriso, telah mengalami kemiringan sejak 2018.
Dampaknya sangat serius, dengan ambruknya abutment jembatan, hampir membuatnya putus. Lantai jembatan yang terbuat dari kayu juga sudah lapuk dan keropos, menyebabkan kendaraan roda empat tidak dapat melintas.
BACA JUGA: Jembatan di Peureulak, Pante Bidari, dan Banda Alam Rusak Diterjang Banjir
BACA JUGA: Akibat Abrasi Sungai, Jembatan Penghubung 2 Kecamatan di Aceh Timur Rusak
Hanya kendaraan roda dua yang bisa melewati, namun bahkan beberapa pengendara roda dua mengalami kecelakaan ringan.
Kondisi konstruksi yang miring dan lantai yang rusak memaksa masyarakat menggunakan sepeda motor untuk segala aktivitas, termasuk distribusi hasil bumi seperti getah karet, sawit, dan pinang.
Jembatan ini menjadi akses vital bagi sekitar 700 jiwa penduduk Desa Srimulya dan Peunaron. Jika terputus, mobilitas masyarakat akan lumpuh total dan warga akan terisolir.
Sumarlin mengungkapkan bahwa jika jembatan benar-benar terputus, masyarakat harus menempuh jalan sepanjang 42 Km melalui Langsa untuk memenuhi kebutuhan hidup dan mengangkut hasil bumi.
Meskipun sudah dilakukan upaya permohonan perbaikan kepada pemerintah, hingga kini belum ada tindakan perbaikan yang dilakukan.
Masyarakat Desa Srimulya mendesak pemerintah atau instansi terkait untuk segera merenovasi jembatan rangka baja tersebut. Mereka menyoroti risiko kecelakaan dan potensi terisolasi jika tidak ada penanganan segera.
“Kami minta pemerintah untuk melihat kondisi jembatan di desa kami dan memperbaikinya. Kondisi ini sangat memprihatinkan, masyarakat harus melewati jembatan yang sudah sangat rusak dan sering memakan korban jiwa jika hujan, dan jika putus total kami akan terisolir,” ucap Sumarlin.***