INFO ACEH TIMUR, Jakarta – Usai Danpomdam Jaya membantah soal video viral penganiayaan Imam Masykur yang melibatkan anggota Paspampres adalah hoax.
“Iya satu video yang di dalam mobil itu hoax, tidak ada kaitannya dengan kami,” kata Da Pomdam Jaya Kolonel CPM Irsyad Hamdie Bey Anwar, seperti dikutip di saluran YouTube, Kompscom Selasa, (29/8/2023).
Terpisah keluarga korban Ucin, menanggapi respon Irsyad yang menyebutkan video tersebut tidak benar atau hoax.
“Itukan ada 2 video, yang di dalam mobil bukan Imam. Kalau di posisi gelap itu imam,” kata Ucin, kepada infoacehtimur.com Selasa, 29 Agustus 2023.
BACA JUGA: Beredar Video Dinarasikan Masykur Dianiaya Oknum TNI, Pomdam Jaya: Itu Hoax
Dikonfirmasi lebih lanjut oleh infoacehtimur.com, Ucin membeberkan, terdapat dua video yang beredar. Satunya di dalam mobil kemudian satunya lagi pada posisi gelap dengan punggung penuh luka.
“Yang benar videonya yang posisi di gelap waktu imam mintak langsung kirim uang 50 juta kalau gak dibunuh. Itu yang benar videonya, bukan di dalam mobil,” beber Ucin.
Namun, hingga saat ini belum diketahui terdapat berapa video yang diakui hoax oleh Da Pomdam Jaya Kolonel CPM Irsyad Hamdie Bey Anwar.
Menurut keterangannya, Imam Masykur dianiaya hingga meninggal dunia setelah disiksa oleh oknum yang diduga seorang Paspampres.
Tak hanya itu, oknum tersebut mengirimkan video penganiayaan tersebut ke keluargnya agar segera mentransfer uang sebesar Rp50 juta.
Di dalam video, terlihat pria berumur 25 tahun tersebut disiksa dan dicambuk berulang kali hingga punggungnya berdarah-darah dan membiru.
Karena video tersebut sudah viral, Komandan Polisi Militer Kodam Jaya (Danpomdam Jaya) Kolonel CPM Irsyad Hamdie Bey Anwar menegaskan video tersebut bukan video penganiayaan Imam Masykur yang melibatkan seorang anggota Paspampres.
Ia juga mengatakan video tersebut hanya hoax dan tidak ada kaitannya. Namun, Irsyad mengatakan, terdapat tiga anggota TNI dan satu sipil yang terlibat dalam penculikan tersebut.
Tiga prajurit tersebut adalah anggota Paspamres di antaranya berinisial Praka RM, dan dua lainnya Praka J dan Praka HS dari kesatuan lain.
Ada pun satu sipil lain yang berinisial MS seorang kerabat salah satu pelaku.
Irsyad menmabahkan, mengapa mereka menculik Imam Masykur motifnya adalah masalah ekonomi.
Pelaku meminta uang tebusan sebesar Rp50 juta namun korban tidak menyanggupi yang akhirnya dianiaya oleh pelaku.
Hingga kini, kasus penganiayaan Imam Masykur tersebut masih terus diproses.***