Aksi yang dilakukan mahasiswa terkait rohingya beberapa waktu menimbulkan berbagai polemik dan pandangan. Seakan menyadarkan kita bahwa rohingya yang selama ini mendarat di Aceh harus mendapat perhatian.
Ketua Ikatan Alumni (IKA) SMAN Unggul Aceh Timur, Dwi Chandra Pranata memberikan apresiasi terhadap apa yang dilakukan oleh mahasiswa itu.
Menurutnya, aksi itu menjadi penting karena membuka wawasan dan pemikiran kita tentang Rohingya. “Aksi yang dilakukan mahasiswa kemarin memberikan efek luar biasa untuk mengingatkan pemangku kebijakan agar segera mengambil kebijalan nyata terhadap pengungsi Rohingya” sebut Mahasiswa Magister Psikologi Universitas Airlangga itu.
Dia menambahkan bahwa selama ini, rohingya terus berdatangan tanpa ada keputusan yang jelas mau dikemanakan rohingya tersebut.
“Hari ini kita lihat efek dari aksi itu, langsung ada keputusan Menkopolhukam untuk menempatkan sementara rohingya di Gedung PMI. Hal ini tentu akan lebih memberikan kenyamanan bagi pengungsi rohingya untuk sementara”.
Banyak pihak selama ini seakan menjadi pahlawan untuk menjadi garda terdepan untuk menampung rohingya, tapi nyatanya rohingya tetap terlantar ditempat yang kurang layak. Mereka seakan terkatung tanpa ada kepastian. Ketika mahasiswa bergerak, semua mata tertuju seakan mahasiswa tidak berkemanusiaan dan sebagaimananya. Padahal yang kita lihat di beberapa media justru akibat aksi yang dilakukan ini tanpa adanya kekerasan hanya dipindahkan menimbulkan efek luar biasa. Kepastian, kepedulian dan rasa kemanusiaan dari pemerintah selalu pengambil kebijakan. Hal ini harus segera dibereskan, sehingga tidak rohingya tidak dijadikan alasan dan panggung oleh sebagian pihak yang justru merugikan masyarakat sekitar.
Menurutnya, beberapa warga Aceh bahkan dipenjara karena ikut mengangkut rohingya yang ingin kabur ke Medan. Walaupun pengungsi tersebut yang memang ingin keluar Aceh. “Hal inilah yang juga harus menjadi perhatian pemerintah agar lebih bijak dan cepat dalam mengambil kebijakan terhadap rohingya. Masyarakat juga harus lebih peka dan hati-hati agar tidak menjadi korban hukum dari arus pengungsi rohingya yang ada di Aceh”, tutup Dwi yang merupakan putra asli Aceh Timur itu.***