INFO ACEH TIMUR, INTERNASIONAL – Amerika dibikin ketar-ketir oleh seorang pria asal negara Aljazair, lantaran meretas sebanyak 217 Bank di negara Amerika Serikat, berita ini sempat heboh pada tahun 2019 lalu.
Kini diulas kembali mengingat Hamza, disebut Al Jazeera sebagai Robin Hood-nya Palestina. Seperti apa kisahnya? Simak ceritanya. Selain itu, Hamza bisa disebut sebagai pencuri berotak brilian, tapi membagikan hasilnya untuk warga Palestina yang jadi korban gerakan zionisme.
Di lansir situs berita SerambiNews.com pada Sabtu, 17 Juni 2023 Hamza, adalah seorang hacker. Ia mencuri lewat dunia maya, ia seorang lulusan Ilmu Komputer asal Aljazair, akan mendapat vonis dari pengadilan Amerika Serikat, Selasa (26/11/2019) mendatang.
Sekitar 10 tahun lalu, dia menanam virus komputer, untuk memeras uang dari sektar 200 bank dan perusahaa terkemuka di Amerika Serikat.
Dari aksinya itu, Hamza menyumbang uang miliaran rupiah untuk rakyat Palestina.
Hamza dikenal sebagai pencipta virus Trojan bernama SpyEye. Virus ini sangat ganas, dan dirancang untuk melumpuhkan sistem IT perbankan. Virus ini mencapai puncak popularitas pada rentang 2009 – 2011.
Dalam laporan Majalah Wired, diyakini, Hamza sukses melumpuhkan sebanyak 1,4 juta komputer di Amerika Serikat.
Pada Selasa mendatang, Hamza, pria asal Tizi Ouzou di Aljazair, akan menerima vonis dari Pengadilan Georgia, Amerika Serikat.
Sebelumnya, dia dinyatakan bersalah oleh hakim, dan meurut UU setempat, Hamza terancam ukuman pejara lebih dari 65 taun dan denda sebesar 14 juta dolar AS.
Lika-liku Hamza sebagai Robin Hood-nya Palestina, berakhir di Thailand.
Ia dtangkap di sana, dan pihak berwenang Thailand mengekstradisi Hamza ke Amerika pada 2013.
butuh 2 tahun untuk menangkap Hamza, yang di dunia hacker, dikenal dengan nama alias Bx1.
Hamza pun sering dijuluki sebagai ‘Happy Hacker’
Itu karena setiap kali difoto wartawan, dia selalu tersenyum.
Hamza seakan tak peduli bila dia tersangkut masalah hukum serius di Amerika.
Dia seakan bangga, meski akan dijatuhi hukuman pejara hingga 65 tahun.
Menyamar
Hamza tertangkap karena terjebak dalam perangkap.
Persis seperti kisah film Mission : Impossible, seorang agen rahasia Amerika, menyamar sebagai pembeli virus komputer yang diciptakan Hamza.
Virus itu dijual Hamza seharga Rp 119 juta.
Hamza teledor, hingga akhirnya percaya pada sang agen Amerika itu.
Bagi penegak hukum di Amerika, Hamza tidak saja dinyatakan bersalah mencuri uang dari sejumlah bank melalui virus ciptaannya.
Tapi, dia juga menjual virus itu ke sejumlah pejahat cyber di penjuru dunia.
Antara 2009 dan 2011, Hamza ditangkap karena menjual banyak identitas nasabah bank.
Di antara yang dijual hamza adalah password, username, dan informasi kartu kredit nasabah bank di Amerika Serikat.
jelang jatuhnya vonis untuk hamza, beredar kabar soal hukuman mati yang akan diterima Hamza.
Adanya sentimen politik untuk Palestina, mejadi bensin rumor yang terus menyala ini.
Informasi itu berkembang luas di kalangan hacker lewat media sosial.
“Sang pahlawan Aljazair tak diragukan sebagai hacker paling berbahaya. Dia meretas 217 bank, mengirim Rp 3,3 triliun ke Palestina. Hukumanya? Mati,” tulis pengguna Twitter berakun @Hassan_JBr
Jadi, apakah Hamza seorang Robin Hood atau sekadar maling yang meresahkan masyarakat?
Jawaban dari seseorang, akan tergantung pada siapa orang itu berpihak.***