Infoacehtimur.com, Nasional – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan bahwa Pemerintah tengah mengupayakan pembangunan infrastruktur pipa gas dari Aceh ke Jawa. Hal ini merupakan inisiatif untuk mengurangi ketergantungan impor LPG.
Bahlil menjelaskan bahwa pengembangan industri LPG di dalam negeri akan ditingkatkan dengan memanfaatkan potensi propana (C3) dan butana (C4) yang tersedia di dalam negeri.
Baca Juga: Gas Andaman Aceh Akan Dialirkan ke Jawa Melalui Pipa
Menurut menteri, mengurangi ketergantungan pada impor LPG sangat penting, karena volume impor yang tinggi dapat memberikan dampak negatif terhadap neraca perdagangan, neraca pembayaran dan devisa negara.
Menteri Bahlil juga mengatakan bahwa pengendalian impor LPG akan mengurangi pengeluaran tahunan negara sebesar Rp 450 triliun untuk pembelian minyak dan gas. Oleh karena itu, pembangunan pipa gas dari Aceh ke Jawa merupakan salah satu langkah strategis untuk mengisi kekosongan stok gas di wilayah tersebut.
Baca Juga: Potensi Gas Besar, Proyek Pipa Gas Aceh ke Jawa Mulai Terkoneksi
Lebih lanjut Bahlil menjelaskan bahwa pembangunan pipa gas tersebut diharapkan dapat menghasilkan distribusi gas yang lebih merata. Sebagai contoh, jika pasokan gas di Jawa melimpah, maka gas dapat disalurkan ke Aceh dan Sumatera.
Begitu juga sebaliknya, jika pasokan gas di Sumatera melimpah, maka dapat dipasok ke Jawa. Oleh karena itu, pembangunan jaringan pipa gas merupakan sarana penting untuk mengurangi ketergantungan pada impor gas.
Baca Juga: Pemerintah Berencana Bangun Pipa Gas dari Arun Aceh ke Jawa
Sebelumnya, Bahril berjanji untuk mengatasi masalah volume impor yang tinggi dan perbedaan antara harga LPG domestik. Ia mengatakan telah mengundang Pertamina dan SKK Migas untuk berdiskusi dan mencari solusi konkrit yang dapat diimplementasikan.
Menurut Bahlil, perbedaan harga yang cukup signifikan tersebut merupakan celah untuk melakukan impor LPG secara berlebihan. Oleh karena itu, masalah ini harus segera diatasi untuk menjaga stabilitas pasar.
Baca Juga: PJ Gubernur Aceh Minta Investor Migas Aceh Untuk Tidak Membayar Pajak ke Pemerintah Pusat di Jakarta
Bahril juga menekankan bahwa instruksi dari Presiden Joko Widodo dan Presiden terpilih Prabowo Subianto adalah untuk mempercepat proses hilirisasi LPG. Diharapkan melalui hilirisasi ini, ketergantungan terhadap impor dapat dikurangi dan kemandirian energi Indonesia dapat tercapai dengan lebih baik.