Infoacehtimur.com, Idi Rayeuk – Kapal yang menggunakan alat tangkap ikan jaring Pukat Harimau (Pukat Trawl) masih terjadi di Lautan Selat Malaka Aceh, termasuk di perairan Aceh Timur.
Nelayan lokal menerangkan bahwa kapal pengguna pukat harimau kembali terlihat di sepanjang perairan Aceh Timur. Peran pemerintah khususnya Aparat Penegak Hukum (APH) sangat dibutuhkan oleh nelayan.
“Nelayan kita melihat belasan boat menggunakan pukat trawl khususnya di laut Aceh Timur hingga Langsa”, ucap Ketua Yayasan Konservasi Alam Timur Aceh, Zamzami Ali, pada Senin (14/7/2025).
Dijelaskannya, penggunaan Pukat Trawl telah memberi akibat buruk bagi ekosistem laut hingga kehidupan nelayan.
Buktinya, nelayan banyak yang terpaksa melaut hingga ambang batas negara tetangga, bahkan berakhir ditangkap oleh otoritas negara lain. Hal ini tidak terlepas akibat penggunaan pukat trawl yang merusak ekosistem laut sehingga populasi ikan telah berkurang drastis.
“Faktanya, pemerintah tau bahwa nelayan mencari ikan hingga ke Thailand bahkan ke India itu bukan karena rakus, tapi karena (populasi) ikan kita sudah berkurang, imbas penggunaan pukat trawl”, terang Zamzami menyuarakan keresahan nelayan Aceh Timur.
Pukat Trawl, dalam penggunaannya menyeret jaring hingga dasar laut, sehingga menyapu semua jenis ikan dan hewan laut lainnya, tanpa terkecuali.
Jaring perusak tersebut tegas dilarang dalam regulasi perikanan laut, namun nelayan nakal masih menggunakannya sehingga masih diperlukan upaya pencegahan oleh pemerintah, khususnya Dirjen Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan (Dirjen PSDKP) yang membidangi kewenganan tersebut.