Polisi yang menembakkan Gas Air Mata ke kawanan manusia didalam tribun stadion disebut sebagai penyebab utama kematian seratus orang lebih penonton bola. Dihimpun beragam sumber, Komnas HAM RI menyebut bahwa tembakan gas itu mengakibatkan penonton panik.
Akibat kepanikan, sejumlah nyawa melayang setelah terpijak-pijak di pintu “kecil” keluar stadion,(CNN Indonesia),. Selain Polisi, pengamanan pertandingan dari unsur TNI – AD juga terpotret melakukan penganiayaan terhadap penonton dalam kerusuhan.
Siapa berani jamin bahwa sanak saudara korban dapat ikhlas dan tak menyimpan dendam terhadap pemicu kerusuhan di Kanjurahan pada 01 Oktober lalu ?
- Kasus Ferdy Sambo dan Kawan-Kawan "Jama'ah" Oknum Terkaitnya
Publik tentu belum lupa dengan kasus Irjen Sambo dibulan Juli lalu. Sebelumnya, kasus “polisi tembak polisi” itu berhasil menghebohkan publik, melihat berita pembunuhan polisi dilakukan oleh polisi di umah polisi. Terlebih, proses peradilan terhadap Sambo sedari bulan Juli hingga kini belum “ketok palu” dan terkesan penuh penghalang-rintang.
Bagaimana bisa ? Lihat saja para “jamaah” oknum polisi tersangka dalam kasus pembunuhan Brigadir J pecah dalam Dua perkara: (1) Lima oknum tersangka Pembunuhan Berenana, (2) Tujuh oknum tersangka perusakan alat bukti atau dugaan merintangi/menghalangi penyidikan.
Kemudian, kasus Sambo tersebut turut menuai beragam dugaan jaringan tindakan pidana pelanggaran hukum yang hampir menyelimuti institusi Polri. Salah duanya ialah jaringan perjudian dan perdagangan terlarang.
Konsorsium 303 yang ‘diperlihatkan’ melalui sebuah diagram yang disebar oleh anonim menyebut sejumlah nama pejabat tinggi Kepolisian RI terlibat bisnis perjudian online dan perdagangan manusia. Diagram tersebut tak diketahui siapa yang menyebarnya, namun publik mempertanyakan kebenaran perihal dugaan bisnis haram yang melibatkan sejumlah anggota Polri mulai dari tingkat Kapolda, Polisi ‘Bintang Dua”, hingga Perwira.
Berita Tempo.co (22/09/2022) ditulis; “warga Indonesia yang menjadi korban perdagangan orang di Kamboja diduga ada yang terhubung dengan Konsorsium 303 Ferdy Sambo”. Dugaan hubungan kriminal itu diujar oleh Pimpinan Pusat Studi Migrasi Migrant Care saat berada di gedung Kedubes Amerika Serikat di Jakarta pada (21/09/2022).