Infoacehtimur.com / Internasional – Sejarah sebuah bangsa, agama, kemerdekaan bahkan sejarah hidup seorang manusia berperadaban perlu dilestarikan supaya manusia yang hidup dimasa kini dapat memahami bagaimana generasi dahulu menjalani kehidupan, serta mengetahui asal usul kehidupan yang dijalaninya saat ini.
Begitu juga di kehidupan masa depan, peristiwa yang berlangsung masa ini akan menjadi catatan sejarah bagi anak cucu kelak dalam “mengenal” nenek moyangnya serta “menghargai” asal usulnya.
Generasi yang meneruskan peradaban bangsa dalam mengenal sejarah itu tidak auto tuntas setelah melihat, mempelajari, dan berfoto bersama dengan situs sejarah.
“Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak pernah melupakan sejarah bangsanya sendiri.” -Bung Karno
Bahwa seseorang yang tidak melupakan sejarah ialah orang yang memahami kemudian disertai perasaan dan perlakuan menghargai sejarah.
Seorang yang hidup disebuah kota hendak mengetahui lebih jauh tentang kota tersebut tentunya akan menelisik sejarah sejak sebelum berdirinya kota hingga kaitan sejarah dalam dinamika yang tengah berlangsung dimasa kini.
Buka Update : Indeks Berita Aceh Timur dan Aceh
Lain hal mendatangi tempat sejarah ketika berliburan. Aktifitas yang dilakukannya tentu berbeda dengan manusia yang mengunjungi tempat bersejarah untuk menghargai sejarah. Pelancong akan memfokuskan tatapan pada keunikan (semisal) ukiran batu nisan pada makam bersejarah lalu membaca catatan singkat pada pamflet disudut pagar makan, kemudian berfoto, dan selesai.
Manusia yang hidup dan menghargai sejarah tempat hidupnya akan memahami sejarah untuk menghargai dirinya dan kehidupannya. Setelah memahami dan mengambil intisari nilai sejarah, selanjutnya mengupayakan pelestarian sejarah dengan beragam upaya seperti; Pemugaran situs sejarah pemeliharaan tempat/objek sejarah, serta pembangunan akses terhadap situs sejarah untuk mecapai nilai sejarah.
Pembangunan akses kepada nilai sejarah adalah jalan bagi sebuah bangsa untuk mengenali dirinya sendiri. (/rdh)