”Lahir dari pedalaman Aceh, bukan berarti harus menjadi petani atau hanya pergi ke ladang/kebun dan ibu rumah tangga,”
“Kalau kita terus berusaha dan tak menyerah dengan nasib, suatu saat pasti bisa meraih mimpi dan mengenggam dunia,” kata putri dari Alm H Bidinsyah dan Hj Jaiyah ini.
Buk Doktor muda ini juga mematahkan sejumlah asumsi keliru yang berkembang di kalangan masyarakat Aceh.
Pertama, seperti masyarakat pedalaman Aceh yang jarang menempuh pendidikan tinggi. Kedua, nikah muda bisa menghambat pendidikan akademik.
”Saya lahir dari keluarga biasa. Lahir di Peunaron serta nikah di usia muda,”
“Saya menikah dengan Bang Fadhil itu saat umur 20 tahun dan masih menempuh pendidikan S1 di Al-Azhar Kairo. Namun alhamdulillah S3 nya selesai di dua tempat,” ujar Aini lagi memotivasi.
Doktor Aini kini aktif sebagai Wakil Ketua I di STAI Tgk. Chik Pante Kulu. Di STAI tersebut, ia mengajar sejak 2013.
Sebelumnya juga sempat mengajar di IAIN Cot Kala Langsa pada 2008 hingga 2008 serta di STAI Nusantara dari 2012 hingga 2014.
Selain itu, ia juga mengajar di UIN Ar-Raniry Banda Aceh dari 2013 hingga sekarang.
Salah satu kunci sukses doktor Aini adalah doa restu orangtua dan suami yang selalu mendukungnya hingga saat ini.
“Doa orangtua dan suami yang terus memberi semangat. Dua hal ini yang paling penting,” katanya.
Untuk anak-anak Aceh yang tinggal di pedalaman dan berasal dari keluarga biasa, Doktor Aini memiliki motivasi penting.
“Jangan pernah menyerah dalam menuntut ilmu dan mengejar cita-cita. Karena kesuksesan dan kegagalan itu hanya dibatasi oleh garis kecil. Garis itu bernama menyerah,”
“Kalau Anda berputus asa, maka semua akan berakhir. Demikian juga sebaliknya. Jangan pernah putus asa, ” kata dia.
Halaman Selanjutnya