ACEH TIMUR – Pembangunan infrastruktur lalu lintas jalan dan jembatan hingga jaringan telekomunikasi menjadi bagian misi strategis pasangan nomor urut 1, H. Sulaiman (Tole) dan Abdul Hamid (Apong) jika terpilih sebagai Bupati dan Wakil Bupati Aceh Timur 2024-2029.
Kabupaten Aceh Timur dengan luas 6.040,60 km2 (terluas nomor 2 di Aceh), selama ini terus berjuang menyelesaikan masalah infrastruktur terutama di kecamatan-kecamatan dengan wilayah terluas seperti Serbajadi (2.165,66 km2), Simpang Jernih (844,63 km2), Birem Bayeun (253,68 km2), Julok (234,36 km2) dan Pante Bidari (233,25 km2).
Selain itu, terdapat 14 kecamatan di kawasan pesisir pantai yang berada di jalur Lintas Timur Sumatera (Jl. Banda Aceh – Medan), sehingga secara posisi memiliki alasan yang cukup kuat untuk dilakukan pembangunan dan pengembangan infrastruktur.
Sulaiman-Abdul Hamid menyebut bahwa pembangunan yang membuahkan kesejahteraan ialah pembangunan yang mempermudah kehidupan masyarakat.
Keduanya menyebut sering mendengar aspirasi warga terkait akses transportasi, terutama untuk mengangkut hasil panen. Tak jarang, petani harus merelakan hasil panen dihargai dengan amat murah, demi memangkas biaya pengangkutan.
Karena sangat krusial, Tole dan Apong optimis akan memperkuat infrastruktur yang berimplikasi terhadap kesejahteraan masyarakat, khususnya petani, agar distribusi hasil bumi dapat dipasarkan lebih cepat dan lebih luas.
“Nyan syit ka buet tanyoe selama nyoe, lage ta peugot jalan dan jembatan. (Itu memang sudah menjadi pekerjaan kami selama ini, seperti membangun jalan dan jembatan). Sehingga pembangunan infrastruktur menjadi salah satu program kerja unggulan kami, Insya Allah jika dipercayakan mengemban amanah masyarakat dan Allah SWT mengizinkan saya bersama Pak Wakil (Abdul Hamid_red_),” kata H. Sulaiman Tole dalam keterangannya di Idi, Sabtu (12/10).
Haji Sulaiman Tole memang dibesarkan oleh dunia jasa konstruksi. Pria yang berdomisili di Kota Idi ini telah mendedikasikan sebagian besar hidupnya untuk membangun tanah kelahirannya, jauh sebelum maju di Pilkada 2024.
Toke Leman terlibat dan berkontribusi dalam berbagai proyek pembangunan infrastruktur di Kabupaten Aceh Timur lewat bahteranya, PT Sepakat Jaya Nusantara.
Haji Sulaiman Tole menyebut bahwa pengalaman di dunia konkonstruksi serta relasi yang dimiliki menjadi modal berharga baginya jika kelak diizinkan memimpin Aceh Timur. Terlebih, pengalaman hidupnya menjadi bekal jika dihadapkan dengan masalah infrastruktur khususnya berkaitan dengan pertanian dan perkebunan.
“Ada 100 lebih gampong di kawasan pedalaman yang membutuhkan penanganan infrastruktur seperti jalan, jembatan dan jaringan komunikasi. Selain itu juga ada sekitar 60 desa di kawasan pesisir yang membutuhkan infratruktur seperti jaringan air bersih, irigasi dan pasokan energi,” jelasnya.
Sementara Abdul Hamid mencontohkan empat desa di Kecamatan Simpang Jernih yang terisolir beberapa hari lalu akibat arus deras sungai yang menjadi satu-satunya akses transportasi masyarakat disana.
“Tidak hanya di pedalaman, kebutuhan infrastruktur di pesisir juga sama. Kota Idi yang menjadi ibu kota kabupaten, tapi masih ada rumah warga yang belum punya jaringan air bersih. Itu contoh kecil,” tambahnya.
Meski sudah memetakan persoalan infrastruktur di Aceh Timur, H. Sulaiman Tole menyebutkan bahwa dia bersama wakilnya Abdul Hamid atau Apong, akan memprioritaskan lebih dulu pembangunan jalan dan jembatan untuk kawasan pedalaman.
Terutama, titik-titik dari sentra perekonomian masyarakat dan usulan prioritas melalui Musrenbang di desa-desa sentra pertanian serta perkebunan di kawasan pedalaman yang ada di Banda Alam, Indra Makmur, Rantau Selamat, Ranto Peureulak, Pante Bidari, Peunaron, Serbajadi dan Simpang Jernih.
Ditambahkannya, jika akses transportasi telah dibangun, otomatis tentu akan berimplikasi terhadap kesejahteraan para petani. Hasil bumi seperti sawit, padi, kelapa, pinang, kakao, karet dan sebagainya sudah pasti bisa dipasarkan lebih cepat dan lebih luas.
Menurut Tole, pembangunan akses transportasi yang mempermudah dan memperluar distribusi hasil petani seperti sawit, padi, kelapa, pinang, kakao, karet dan sebagainya, ialah bukti
implikasi pembangunan terhadap kesejahteraan para masyarakat Aceh Timur.
“Ini yang kami prioritaskan dulu, di samping berbagai upaya mulai dari pemberian ilmu untuk para petani, penyediaan pupuk serta memperbaiki akses pasar yang kesemuanya berujung pada peningkatan produktivitas serta pendapatan para petani,” tutup H. Sulaiman Tole.