Infoacehtimur.com | Nasional – Seorang pemulung, Soesilo Toer memiliki gelar doktor lulusan Plekhanov Institute Moskow, Rusia. Sejak kecil Sus (sapaan akrab) sudah jadi pemulung, lebih tepatnya saat masih duduk di sekolah dasar.
Sus merupakan adik dari sastrawan dunia yang pernah dimiliki Blora yaitu Pramoedya Ananta Toer.
Sus kini tinggal di rumah masa kecil Pram atau rumah orang tuanya yang beralamat di jalan Pramoedya A Toer (Eks Jl. Sumbawa) nomor 40, Kelurahan Jetis, Kecamatan Blora, Kabupaten Blora.
Merek rokok juga pernah dipungut sus untuk dijual, kala dulu merek rokok terpisah oleh bungkusnya, tidak jadi satu. Cerita menarik pada masa kecil banyak disampaikan oleh Soesilo dalam pengalamannya memulung.
“Suatu kali saya cari bungkus rokok dengan teman saya, tau-tau ada orang yang membuang sesuatu, saya piker putung rokok kok tidak menyala”.
“Saya bilang dompet itu. Kita lari rebutan, eh ternyata beneran dompet isinya duit. Itulah yang membuat saya ingin mulung,” terangnya.
Baca Juga:
- SDM PKH Aceh Timur Luncurkan Program Gerakan Go Kampus Go Sarjana
- Ada Saja Seorang Mahasiswa S2 Dijadikan Budak Nafsu Dosennya, Lapor Ke Kampus Diabaikan
- BKPRMI Sasar Sembilan Kecamatan Aceh Timur Selama Ramadhan
Dari hasil uang itu mereka gunakan untuk makan lontong tahu di pasar. Menurut Sus, Blora dulu juga terkenal dengan lontong tahu. Pengalaman yang disampaikan dalam memulung juga tidak hanya Blora dan sekitannya namun juga lintas negara.
Memulung sampai Rusia. Masa perkuliahannya, di Rusia banyak orang kaya dan orang miskin, orang-orang kaya saling menunjukkan keglamorannya, jaket robek sedikit buang, kaos robek atau rusak sedikit buang
Hal itu dimanfaatkan Sus, tanpa rasa malu ia memungut jaket bekas, jika kotor di cuci, ketika robek dijahit sendiri. Kemudian dipakai.
“Saya pakai, taman-teman Indonesia pada nanya, loh kok punya baju prancis dari mana? Boleh ndak saya beli, ya saya jual,” jelasnya saat ditemui Bloranews.com di rumahnya yang terdapat tumpukan buku-buku perpustakaan Pataba (Pramoedya Ananta Toer Anak Semua Bangsa).
Baca Juga:
- Selewengkan Dana Bansos Pendamping PKH ini Terancam Hukuman Penjara Seumur Hidup
- Program Beasiswa Santri Berprestasi Tahun 2022 Dibuka, Ini Syaratnya
- Pendaftaran Beasiswa LPDP S2 akan Dibuka 25 Februari 2022, Berikut Syaratnya
Sus berangkat ke Rusia umur 25 pada tahun 1962 dan pulang ke Indonesia tahun 1973. Dia menghasikan masa kuliah sesambil mulung selama 11 tahun. Ia juga pernah pergi ke kutub untuk bekerja.
Kerap pula di sekitar tempat tinggal di Rusia melihat-lihat area barangkali ada sesuatu yang bisa dipulung.
Sesekali waktu musim dingin, Sus pernah melihat kertas tergeletak di area tempat tinggalnya, dari kamarnya lantai empat ia turun mengambil kertas, tarnyata kertas tersebut berupa cek senilai 100 rubel. Hasilnya untuk membeli kebutuhan.
Alasan kenapa memulung ia mengambil spirit dari seorang filsuf yaitu Socrates hendak minum racun ditunggu oleh keluarga dan para muridnya, “Jangan tangisi aku, karena kematian itu kenikmatan abadi,” bagi seorang pemulung Blora bergelar doktor ini menganggap memulung adalah kenikmatan abadi.
Baca Juga:
- PENGUMUMAN PENGADAAN LANGSUNG LAYANAN POSBAKUM TAHUN 2022
- Bank BCA Buka Kesempatan Bagi yang Lulusan SMA/SMK, Simak Persyaratannya
- Beasiswa Untuk Kemaslahatan Rakyat, Bukan Ajang Tipu Muslihat.
Selain seorang pemulung, Sus banyak menelurkan karya dalam bentuk buku. Ia menyampaikan sesuatu melalui karya buku. Bahkan memakai teori guru harus lebih pintar dari muridnya.
Kakaknya, Pram sebagai salah satu yang membuatnya menjadi penulis, meski tidak melegenda seperti karya Pram, namun secara kuantitas, Sus mengaku bukunya lebih banyak.
“Pram menulis umur 15, saya menulis umur 13. Naskah pram sekarang sudah kalah dengan saya. Kalau guru kalah dengan murid, bangsa ini akan berkembang. Kalau tidak bisa mengalahkan guru berarti kan mundur,” ujarnya, Rabu (17/02).
Blora Kota Sastra Dunia. Susila Toer salah satu dari sepuluh saudara di keluarga Mastoer. Dua saudara meninggal dunia. Dari delapan saudara tersebut, enam menjadi penulis. “Cuma di sini satu keluarga enam saudara penulis semua,” begitu kata Sus sangat bangga, “Makanya Blora itu kota sastra dunia, Blora mafia sastra dunia”.
Baca Juga:
- Warga Aceh Timur di Sumedang Alami Stroke, BPPA dan PAS Fasilitasi Pemulangan
- Pertama Dalam Sejarah Dunia, Ribuan Umat Muslim Gelar Shalat Tarawih Di Times Square New York Amerika
- Masjid Tertua dan Bersejarah di Aceh Timur
Ada salah satu pendapat yang mengatakan karya Pram diterjemahkan lebih dari 42 bahasa dan sering masuk dalam nominasi nobel. Saudara lainnya, Koesalah Soebagya Toer, menurut Sus adalah penerjemah terbaik Bahasa Rusia sedunia, Koesalah pernah mendapat penghargaan dari Presiden Rusia, Putin.
Sementara naskah-naskah Soesilo juga banyak yang belum diterbitkan jadi buku, rencananya akan dicetak berkala.
Buku Pram pernah ditawar oleh luar negeri untuk difilmkan, namun Pram menolak, ia ingin buku Bumi Manusia dibuat oleh bangsanya sendiri, “Pram nasionalismenya tinggi.
Duniaku bukan jabatan, duniaku bukan pangkat, duniaku bumi manusia dengan persoalannya. Jadi pram itu bukan mata duitan,” kata Soesila juga menyuplik kata-kata kakaknya.
“Saya menolak buku dijadikan film, takut merusak ini (sambil menunjuk kepalanya). Kalau orang yang tidak pernah membaca buku bumi manusia ya bilagnya hebat. Saya tidak mau, takut pandangan saya dengan buku aslinya”.
Baca Juga:
- Pertama Dalam Sejarah Dunia, Ribuan Umat Muslim Gelar Shalat Tarawih Di Times Square New York Amerika
- Menelusuri Khubu Aneuk Lhee Sebagai Makam Bersejarah Bagi Masyarakat
- Aceh Dapat Bantuan Rehap Rumah 65 Milyar
Tepat hari, Kaims 17 Februari 2022 merupakan tanggal kelahirannya. Pada usianya ke 85 ini tidak menyurutkan untuk tetap berkarya dan ia juga menjadi seorang pustakawan di Perpustakaan Pataba Blora.
Program Bupati Blora satu desa dua sarjana dan satu da’i. Menyoroti hal ini, Sus menilai bertambahnya sarjana akan menjadikan pengangguran.
Ia berpendapat, minimum penganggur perguruan tinggi ada 3,5 juta. Kesehatan diperbaiki, umur jadi panjang, kerjaan tidak ada, itulah yang disayangkan oleh seorang pemulung, lulus perguruan tinggi minimum Rp50 juta habis,jadi penganggur.
“Saya mikir, jadi sarjana itu untuk apa? Gelar saya saja empat tidak diakui oleh pemerintah,” ungkapnya.
Baca Juga:
- Suzuya Mall Banda Aceh kebakaran, Warganet Singgung Damkar 17 Miliar
- Pusat Perbelanjaan Suzuya Mall di Banda Aceh Kembali Terbakar
- Dua Pemalsu Surat Negatif COVID-19 di Banda Aceh Divonis 2 Tahun Penjara
Satu dari sekian harapannya, nama Pram diabadikan dalam bentuk nama jalan yang menuju rumah masa kecil Pram.
Kepada anak muda, Sus berpesan, hidup harus berani, kalah menang lain lagi. “Sekolah itu hanya membuat jadi pintar, pendidikan keluarga jadi cerdas, pendidikan pribadi itu jadi revolusioner,” tandasnya. (Jam)./BloraNews/