INFOACEHTIMUR.COM | Niat Sabaruddin (19), mahasiswa Jurusan Manajemen Keuangan Sektor Publik Politeknik Kutaraja Banda Aceh, untuk bertanya hal ihwal beasiswanya, justru menuai perlakuan yang tidak menyenangkan. Bahkan, menjurus pada penganiayaan.
Celakanya lagi, pelaku adalah seorang oknum kepala bidang di Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah XIII Aceh bernama Kaisar.
Sabar mengaku dicekik kerah bajunya hingga rambutnya dijambak hanya karena ingin bertanya hal ihwal pemotongan beasiswanya.
Hal yang membuat dia kemudian melaporkan ke polisi untuk mendapatkan keadilan.
Pada wartawan, Sabar menceritakan, peristiwa bermula dia, yang juga merupakan penerima beasiswa dari LLDikti melalui Kartu Indonesia Pintar (KIP), itu mendatangi pihak kampus untuk mempertanyakan pemotongan beasiswa yang diterimanya pada 15 Desember 2021 lalu.
Namun saat ditanya, pihak kampus menyarankan Sabar langsung bertanya ke kantor LLDikti kawasan Lampeuneurut, Kabupaten Aceh Besar.
“Atas saran dari pihak kampus, saya ke sana dengan niat untuk sekedar mendapat jawaban dari pemotongan beasiswa saya,” kata Sabar kepada BERITAKINI.CO, kemarin.
Namun saat sabar dengan seorang temannya datang ke kantor tersebut, dia bukannya mendapat jawaban. Tapi malah diperlakukan secara tidak baik seperti dimarahi bahkan sempat kerah bajunya dicekik hingga Sabar sulit bernafas.
“Sesuai dengan prosedur saya datang dengan mengisi buku tamu, saya disuruh masuk, kemudian diarahkan untuk menjumpai Kaisar,” ujarnya.
Tak lama, kata Sabar, Kaisar akhirnya datang. Lalu Sabar menemuinya sembari memperkenalkan diri dan menyampaikan maksud dan tujuan.
“Langsung saja setelah dipersilahkan duduk saya pertanyakan dana KIP kuliah itu yang seharusnya diterima sebanyak Rp 8,4 juta, namun ketika dicek hanyai Rp7,5 juta,” kataya.
Menurut Sabar, Kaisar langsung emosi dan menelepon pihak kampus.
“Kalau tidak salah dalam perbincangan di telepon dia mengatakan kepada pejabat kampus kalau tidak sanggup urus mahasiswa, bubarkan saja kampus itu,” kata Sabaruddin meniru ucapan Kaisar.
Kemudian tiba-tiba Sabar diusir, dibentak dan dianiaya dengan cara dicekik kerah bajunya.
“Saya kaget dan tidak terima, sembari mengingatkan bapak itu untuk menahan emosi lantaran seorang pejabat publik tidak pantas memperlakukan masyarakat sedemikian rupanya,” katanya.
Dengan peringatan itu Kaisar rupanya semakin menjadi-jadi dan kembali mencekik sabar serta menjambak-jambak rambutnya.
“Rambut saya dijambak-jambak sampai kepala saya jatuh ke bawah, setelah itu baru datang sekuriti untuk mengusir saya keluar ruangan,” ungkapnya.
Tidak menerima tindakan yang dilakukan Kaisar, Sabar langsung melakukan visum dan melaporkan kasus itu ke Polresta Banda Aceh.Usai membuat laporan, Sabar juga mengaku ditelepon oleh Operator Beasiswa dan menyuruhnya datang ke kampus.
“Tiba di kampus saya pikir ada perlindungan, tapi rupanya tidak, saya malah ditekan dan diminta untuk mencabut laporan polisi dengan ancaman jika tidak mencabut akan di Drop Out (DO),” katanya.
Bahasa DO itu, kata dia, langsung keluar dari mulut Direktur Politeknik Kutaraja, Desy Puspita.”Kamu saya DO kalau tidak cabut laporan,” kata Sabar meniru ucapan Desy.
Tapi Sabar tetap pada pendiriannya untuk mendapatkan keadilan dan kehoramatannya sebagai warga negara yang tidak layak diperlakukan semena-mena.
“Laporan tidak akan saya cabut meskipun pihak rektor mengancam serta melaporkan saya kepada orang di Kabupaten Aceh Tenggara,” katanya.
Artikel ini telah tayang di Beritakini dengan judul “Ingin Konfirmasi Soal Beasiswa Dipotong, Mahasiwa Ini Diduga Malah Dianiaya Oknum Kabid LLDikti Wilayah XIII Aceh”