“Penolakan senjata dan intelijen serta dukungan lainnya—militer dan keamanan –juga akan memberi tekanan pada Israel,” katanya.
“Ada banyak alat yang tersedia bagi Amerika Serikat, bukan sekadar omongan kasar, yang tampaknya tidak membawa kita ke mana pun. Namun, apakah Amerika siap melakukannya?”
“Saya tidak terlalu optimis,” katanya, menjawab pertanyaannya sendiri.
Mengenai prospek normalisasi hubungan Arab Saudi dengan Israel, dia menegaskan kembali posisi kerajaan bahwa normalisasi akan terjadi ketika Negara Palestina didirikan.
Ketika ditanya seperti apa bentuk negara seperti itu, dia mengatakan Negara Palestina mengacu pada perbatasan tahun 1967, termasuk Yerusalem Timur yang diduduki, Tepi Barat, dan Gaza.
Baca Juga: Sepakat Indonesia-Malaysia Bentuk Forum Parlemen untuk Kemerdekaan Palestina
Dia mengatakan bahwa meskipun dia tidak mengetahui diskusi resmi, peluang normalisasi saat ini sangat kecil karena sikap Israel terhadap pendirian Negara Palestina.
“Seluruh pemerintahan [Israel] mengatakan tidak ada Negara Palestina. Jadi bagaimana mungkin ada normalisasi antara kami dan mereka dengan posisi seperti itu?” paparnya.