Infoacehtimur.com / Aceh – Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Tutuka Ariadji melakukan kunjungan kerja ke daerah Rantau Peureulak, Aceh Timur.
Hal itu dilakukan sebagai rangkaian kegiatan Management Walkthrough (MWT) dalam upaya pemantauan kinerja dan pencapaian target produksi Kontraktor Kerja Sama (KKKS) di wilayah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dan Sumatera bagian Utara.
Tutuka mengatakan, terdapat dua fokus kegiatan hulu migas di provinsi Aceh. Pertama, mendorong agar Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA) dan kontraktor agar terus melaksanakan kegiatan eksplorasi intensif untuk penemuan cadangan migas baru, dimana salah satunya akan dilaksanakan di WK B berupa pemboran 3 sumur (eksplorasi/appraisal) beserta akuisisi seismik 3D (potensi lapangan/struktur Rayeu dan Cunda).
“Kedua, mendorong produksi dari lapangan eksisting dapat dioptimalkan (optimasi sumur, fasilitas produksi) sehingga hasil produksi dimaksud dapat digunakan sebagai modal untuk melakukan eksplorasi lanjut di area potensi lainnya,” kata Tutuka dalam siaran pers, Jumat (27/1/2023).
Baca juga:
- Pj Bupati Cari Solusi Jalan Alue Merah – Julok dan Usul Dana Bagi Hasil Migas ke Pemerintah Provinsi Aceh.
- Perusahaan Asal Singapura Lirik Dua Blok Migas Melaboh dan Singkil, BPMA Dukung Perusahaan Asal Australia.
- Survei Seismik Diharap Temukan Potensi Migas Baru Di Aceh Timur.
- PGE Sosialisasikan Pencarian Sumber Migas Baru Seismik 3D di Aceh Timur
Dalam kesempatan tersebut, Deputi Perencanaan Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA) Muhmmad Mulyawan menyampaikan permasalahan terkait dengan security supply gas di Aceh di mana wilayah Aceh hanya memiliki 3 wilayah kerja sebagai produsen gas.
Apabila salah satu WK tersebut berhenti produksi karena unplanned shutdown atau hal lainnya, maka akan mengganggu suplai gas untuk Aceh dan Sumbagut.
“Dengan situasi tersebut, sangat penting melakukan optimalisasi fasilitas produksinya dengan melakukan optimasi pengembangan lapangan seperti yang dilakukan oleh PT. Pema Global Energi. Apalagi wilayah kerja di provinsi Aceh yang terbatas dengan mature field dan fasilitas yang sudah tua,” kata Mulyawan.
BPMA mengelola dan mengawasi kegiatan WK Hulu Migas di Provinsi NAD, terdiri dari 4 WK Eksplorasi dan 4 WK Eksploitasi, di mana 3 WK Eksploitasi telah berstatus Produksi (WK B, WK Blok A Aceh, WK Pase).
Realisasi produksi minyak bumi dan kondensat selama 2022 di 2.217 BOPD (108 persen) dengan target lifting di WP&B 2023 sebesar 1.891 BOPD. Sementara, realisasi produksi dan lifting gas bumi selama 2022 sebesar 101,76 MMSCFD (106 persen) dan 54,58 MMSCFD (108 persen), di mana ditargetkan lifting di WP&B 2023 sebesar 49,70 MMSCFD. ***
JANGAN LUPA ikuti UPDATE BERITA lainnya dan follow akun GOOGLE NEWS INFOACEHTIMUR.COM
Sumber: Kompas.com