
Info Aceh Timur, Aceh – Penampakan sebuah kapal kayu imigran gelap Rohingya di Provinsi Aceh, tepatnya di Kabupaten Bireuen. Kapal tersebut ditumpangi oleh 256 orang di dalamnya, dalam sepekan tercatat 800 imigran telah tiba.
Mereka (imigran) mengaku telah diusir dari negara Myanmar, namun memilih untuk angkat kaki dari negara itu. Transit ke Provinsi Aceh telah menjadi tujuan utama, tiba di Aceh siap angkat kaki kembali.
Kedatangan ratusan imigran gelap Rohingya ke Provinsi Aceh, sejauh ini masih menjadi tanda tanya besar maksud dan tujuan ratusan imigran tersebut. Usai di giring kembali ke laut dan diberi makanan, hingga pakaian dari masyarakat juga tidak ingin meninggalkan Aceh. Siapa yang melobi imigran tersebut?
Sebuah narasi yang diterima Infoacehtimur.com, modus Rohingya di Aceh pura-pura terdampar. “Rohingya proyek UNHCR” Masyarakat menolak Rohingya.
BACA JUGA: Kabarnya Akan di Jual, Ini Daftar Nama-nama 36 Rohingya di Aceh Timur
BACA JUGA: Ditolak di Daerah Lain, 36 Etnis Rohingya Ditampung oleh Pemerintah Aceh Timur
Benarkah Rohingya merupakan proyek atau ladang cuan dari Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) Indonesia?
Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) Indonesia, dikonfirmasi melalui kontak email hingga saat ini belum membalas pertanyaan dari Infoacehtimur.com, benarkah ratusan imigran tersebut merupakan proyek UNHCR, Selasa (21/11/2023).
Sebuah siaran perusahaan berita menyebut UNHCR kembali desak Indonesia untuk terima pengungsi Rohingya mendarat di Aceh, di sisi lain. Masyarakat dengan tegas menolak kedatangan mereka, selain tidak bisa diatur mereka (imigran) satu persatu melarikan diri dari kamp pengungsian yang telah di sediakan.***