Oktar semakin populer setelah menyuarakan sentiman anti Yahudi, anti Freemason, anti Komunis, dan serangkaian teori konspirasi lainnya.
Puncaknya, pada 1987, Oktar, dengan nama Harun Yahya, menerbitkan buku setebal 550 halaman berjudul Judaism and Freemasonry.
Buku itu berisi argumentasi Oktar yang mengatakan bahwa kaum Yahudi dan Freemason telah berhasil menyusup ke institusi negara Turki, dan berupaya untuk mendegradasi moral, spiritualitas, dan relijiusitas warga Turki.
Baca juga:
- Akhirnya Pembunuh Gajah di Aceh Timur Divonis 3,5 Tahun Penjara.
- Aduh! Bela diri Melawan Pencuri, Korban Terancam 1 Tahun 2 Bulan Penjara
Buku itu sangat laris, hingga dicetak hampir 100.000 kali. Namun, tidak lama setelah kemunculan buku itu, Oktar ditahan oleh pemerintah Turki atas tuduhan mengampanyekan revolusi teokratik.
Dia mendekam selama 19 bulan di penjara, dan 10 bulan di antaranya dihabiskan di rumah sakit jiwa karena hasil diagnosis menunjukkan bahwa Adnan Oktar mengidap gangguan kepribadian obsesif-kompulsif dan skizofrenia.
Dianggap sebagai Imam Mahdi
Namun demikian, setelah Oktar dibebaskan, kelompok yang dia dirikan terus berkembang, dan mendirikan “Science Research Foundation” (BAV) pada tahun 1990.
Tidak hanya didapuk sebagai pemimpin, banyak orang di lingkaran terdekat Oktar yang tampaknya percaya bahwa dia adalah Imam Mahdi, sosok Juru Selamat dalam Islam yang dinubuatkan akan memerintah dunia sebelum Hari Kiamat dan membersihkan dunia dari kejahatan.
Ketika Oktar mengalihkan fokusnya dari Turki ke pasar internasional pada tahun 2000-an, isu-isu yang dia bawakan juga ikut berubah.
Halaman: