Infoacehtimur.com / Humaniora – Menjaga hubungan baik dan bersilaturrahmi termasuk amal ibadah yang memiliki pahala bagi umat islam.
Ibadah tersebut pun menjadi kebiasaan setiap muslim diwaktu lebaran, yakni saling bertamu diwaktu idul fitri maupin idul adha.
Ibadah yang bahkan telah menjadi kebiasaan itu hendaknya dilakukan dengan tepat, tanpa terselip perbuatan yang dapat mengurangi pahala amal dalam menjaga hablum minan naas.
Selain telah menjadi kebiasaan, saling berkunjung diwaktu hari raya juga perkara yang disyariatkan dalam islam. Rasulullah S.A.W telah memberi petunjuk bagi kita agar senantiasa bertamu dengan benar.
Berikut ‘secuil’ petunjuk yang dihimpun dari beberapa hadist Nabi Muhammad S.A.W.
1. Niat Baik
Setiap muslim hendaknya memiliki niat yang baik ketika bertamu.
Bertamu dengan tujuan baik seperti untuk memelihara hubungan baik, menjenguk saudara jauh untuk membangun dan mempererat hubungan kekeluargaan.
2. Meminta Izin
Rasulullah menganjurkan kita supaya lebih dahulu meminta izin ketika hendak bertamu. Dalam anjurannya, Rasul menerangkan bahwa batas meminta izin saat bertamu sebanyak 3 kali.
Kemudian, dianjurkan untuk tidak bertamu pada 3 waktu aurat yaitu setelah zuhur, setelah insya, dan sebelum subuh.
Bahkan Rasul menegaskan jika mengucap izin (salam) ketika bertamu sebanyak 3 kali, kemudian pemilik rumah tidak mengizinkan/membukakan pintu makan kita dianjurkan untuk pulang.
Ulama menyimpulkan bahwa itu diperlukan agar pemilik rumah berhak memiliki kesiapan dalam menerima tamu.
3. Batas Waktu Bertamu
Kita yang bertamu dianjurkan untuk memperhatikan batas waktu dalam bertamu. Jika seseorang bertamu terlalu lama dikhawatirkan akan memberikan rasa tidak nyaman dan akan membebani sang penerima tamu.
Rasulullah S.A.W meneeangkan hal itu dalam hadisnya yang bermakna:
“Menjamu tamu adalah tiga hari, adapun memuliakannya sehari semalam dan tidak halal bagi seorang muslim tinggal pada tempat saudaranya sehingga ia menyakitinya.”
Lalu para sahabat bertanya:
“Ya Rasulullah, bagaimana menyakitinya?”
Rasulullah ﷺ berkata, “Sang tamu tinggal bersamanya sedangkan ia tidak mempunyai apa-apa untuk menjamu tamunya.” (HR Baihaqi).
4. Bersalaman
Berjabatan tangan merupakan salah satu hal yang cukup penting untuk menghormati sesama. Aurat dan nasab (muhrim) harus diperhatikan dalam hal ini karena jabat tangan dengan yang bukan muhrim merupakan perbuatan bedosa.
“Menusuk kepala dengan jarum dari besi, itu jauh lebih baik buat seorang Muslim di antara kalian dibandingkan jika ia bersentuhan dengan wanita yang bukan halal baginya,” (diriwayatkan oleh Imam At-Thabrani dari sahabat Ma’qal bin Yasar).
5. Sopan Santun
Muslim yang baik senantiaaa memiliki sikap beradab dan sopan santun dalam hal bertutur kata dan berperilaku.
Hindari perbuatan atau perkataan yang menyinggung atau menyakiti orang lain, terlebih setelah saling meminta maaf di Hari Raya Idul Fitri.