Infoacehtimur.com / Aceh Timur -Ketua Kelompok Tani Bersama, Bukhari Kecamatan Darul Aman, Aceh Timur, meminta kepada pemerintah agar memerhatikan lahan petani daerah yang belum mempunyai irigasi.
Para petani mengeluh akibat tidak adanya infrastruktur irigasi di beberapa wilayah Aceh Timur yang membuat para petani tidak bisa bercocok tanam dan menghadapi musim panas dan kekeringan saat ini.
Bukhari juga meminta kepada pemerintah agara dapat mengalokasikan anggaran, dan memikirkan hal ini bersama, supaya petani sejahtera, serta ekonomi masyarakat kembali stabil, karena umumnya masyarakat Aceh Timur khususnya penghasilannya dari bertani.
“Dengan demikian, hal itu jangan dipandang sebelah mata, meningkatnya ekonomi di Aceh Timur karena hasil tani, maka berbuatlah untuk masyarakat, dan berjuanglah untuk rakyat kecil, jangan hanya sekedar menyampaikan orasi yang tidak nyata,” pinta Bukhari. Selasa, (06/06/2023).
Tak hanya itu, akibat dampak kekeringan dan tak adanya irigasi di beberapa wilayah Aceh Timur juga mengurangi daya beli pupuk subsidi terhambat di Aceh Timur, sehingga ribuan ton jatah pupuk untuk Tahun 2023 setengah pun belum tersalurkan.
- Baca juga:
- Peroleh BBM Untuk Nelayan dan Petani di Aceh Timur Rampung, Sebelumnya Sempat Sulit
- Petani dan Nelayan Adukan Ke DPRA Akibat Sulit Peroleh BBM Solar di Aceh Timur
- Tradisi Wujud Syukur Setelah Panen Padi di Sungai Raya
AE (Account Executive) PT Pupuk Indonesia, Aditia Firdaus mengatakan “Jatah alokasi pupuk subsidi untuk Aceh Timur sangat tinggi, namun penyalurannya terhambat,” katanya
” sayangnya di beberapa Kecamatan di wilayah itu tidak ada saluran irigasi, sehingga petani mulai bertani atau turun ke sawah di saat musim hujan tiba,” tambahnya, kepada tim Info Aceh Timur saat dikonfirmasi, Sabtu (3/6/2023).
Berdasarkan hasil pantauan pihaknya, lanjut Aditia, ada sejumlah Kecamatan yang belum ada irigasi yaitu Julok, Nurussalam, Darul Falah, Darul Aman, IdI Rayeuk, Idi Timur, Peureulak Barat, Peureulak Timur, Sungai Raya, Birem Bayeun, dan Ranto Selamat.
“Sedangkan Pemerintah telah mengalokasikan ribuan ton jatah pupuk subsusidi selama setahun untuk Aceh Timur, yaitu jenis Urea 8,829,790 Ton, dan NPK 8.370,694 Ton, serta NPK Formula Khusus 433,318 Ton, namun hingga kini penyerapan pupuk baru tersalurkan hanya 35 persen dari yang telah diberikan, dan jatah pupuk ini hanya petani yang sudah terdaftar di sistem E-Alokasi,” sebut Aditia.
Pihaknya berharap kepada pemerintah setempat atau instansi terkait untuk mempedulikan petani yang berada di Aceh Timur, demi meningkatnya roda perekonomian di sektor pertanian dan ketahanan pangan.
“Berikan untuk mereka sarana untuk mempermudah bertani, karena kendala saat ini kurangnya sarana pengairan, seperti waduk, atau irigasi, sehingga jatah pupuk yang diberikan pemerintah bisa tersalurkan semuanya untuk petani,” ujarnya. ***