Oleh: Khairul Amri Ismail, M.H
Mahasiswa Doktor Filsafat UNISSA Brunei Darussalam
Pemilu akan tiba, banyak politisi datang menunjukkan muka. Setiap calon legislatif dan eksekutif pasti ingin menang dan itu adalah wajar, namun sangat memalukan jika sogok dijadikan sebagai jalan meraih kemenangan, inilah pencemar bangsa.!
Sogok di sini adalah memberikan uang atau harta benda kepada rakyat dengan tujuan dimenangkan dalam pemilu di Indonesia. Ini adalah rahasia umum yang lazim dilakukan oleh politisi dan rakyat kita. Ada yang berdalih ini adalah sedekah, iya.. banyak bersedekah saat moment pemilu saja. Beginilah kondisi politisi kita, benarkah mereka berjuang untuk rakyat kita.?
Apabila ditelusuri, ada dua alasan utama sogok menyogok ini menjamur saat moment menuju pemilu. Pertama dilihat dari keadaan politisi, bahwa mereka tidak punya wawasan luas dalam menawarkan kesejahteraan dan keadilan kepada rakyat, ada kalanya mereka tidak mampu meyakinkan masyarakat bahwa mereka benar-benar akan mewujudkan program kesejahteraan yang akan dibawa.
Kedua adalah pada keadaan masyarakat itu sendiri, pada satu sisi memang masyarakat tidak peduli dan tidak memiliki wawasan melihat calon yang terbaik yang mampu mensejahterakan hidup mereka.
Baca juga: MELIRIK CALON PENGKHIANAT ACEH DI GERBANG PEMILU 2024
Disamping itu pula, banyak masyarakat telah hilang rasa kepercayaannya, ini justru akibat pengkhianatan oknum pemerintah yang kerap ingkar akan janji yang pernah ditawarkan kepada masyarakatnya, sehingga pada moment pemilu selanjutnya masyarakat bersikap harus menerima uang terlebih dahulu baru mereka memilih.
Keadaan tersebut menggambarkan bahwa rakyat dan politisi kita sedang merusak dan mencemari politik bangsa kita. Dapat dipastikan ini adalah faktor ekonomi, kurangnya wawasan berbangsa dan moral beragama.
Coba bayangkan, jika keadaan ini terus berlaku dan rakyat senantiasa tertipu, akankah pembangunan Aceh dapat maju.? Adakah anda salah satunya…? Jika iya, maka anda adalah perusak politik bangsa kita.
Hemat saya, penyogok dan yang disogok itu sama, yaitu sama-sama tertumpu pada uang dan harta benda. Penyogok akalnya dangkal, penerima sogok tidak menggunakan akal.
Oleh karena itu, mari kita menatap masa depan yang lebih maju dan berwibawa, pilihlah mereka yang benar-benar dapat dipercaya, berakhlak mulia, cerdas dan bertanggung jawab. Tentu semua itu dapat dinilai dari latar belakang pendidikan dan riwayat hidudnya.
Jangan lagi kita terjebak dengan rayuan politisi yang menawarkan uang dan harta benda yang bersifat sementara. Uang dan harta memang penting, tetapi orang yang jujur dan amanah adalah pilihan yang paling penting sebagai sosok penampung aspirasi kita.[].