Infoacehtimur.com, Nasional – Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto merencanakan pembangunan kilang (oil refinery) dan tangki penyimpanan minyak (oil storage) di berbagai wilayah, mulai dari Lhokseumawe, Aceh hingga Fakfak, Papua Barat.
Hal ini menyusul diserahkannya dokumen pra studi kelayakan atau feasibility study (pra-FS) terkait 18 proyek hilirisasi dari Tim Satgas Hilirisasi yang diketuai oleh Menteri ESDM Bahlil Lahadalia kepada CEO Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) Rosan Roeslani di Jakarta, Selasa (22/07/2025).
Bahlil menyebut 18 proyek hilirisasi tersebut diperkirakan membutuhkan investasi sebesar US$ 38,63 miliar atau setara dengan Rp 618,13 triliun. Adapun untuk proyek kilang dan tangki penyimpanan minyak tersebut bagian dari sektor ketahanan energi nasional dengan investasi mencapai Rp 232 triliun.
Proyek ketahanan energi tersebut terdiri dari proyek kilang senilai Rp 160 triliun dengan serapan tenaga kerja sebanyak 44.000 tenaga kerja, dan proyek tangki minyak senilai Rp 72 triliun dengan serapan tenaga kerja 6.960.
Baca Juga: Laba Bersih MEDCO Rp 1 Triliun Lebih Selama Januari-April 2024
Proyek pembangunan kilang dan tangki minyak nantinya akan tersebar di 18 wilayah. Seperti Lhokseumawe, Sibolga, Natuna, Cilegon, Sukabumi, Semarang, Surabaya, Sampang, Pontianak, Badung (Bali), Bima, Ende, Makassar, Dongala, Bitung, Ambon, Halmahera Utara, Fakfak.
Berikut daftar 18 proyek hilirisasi dan ketahanan energi nasional:
1. Industri Smelter Aluminium (bauksit) di Mempawah, Kalimantan Barat. Nilai investasi Rp 60 triliun dan diperkirakan akan menyerap 14.700 tenaga kerja.
2. Industri DME (hilirisasi batu bara) di enam lokasi: Bulungan, Kutai Timur, Kota Baru, Muara Enim, Pali, dan Banyuasin. Nilai investasi Rp 164 triliun dan diperkirakan akan menyerap 34.800 tenaga kerja.
Halaman Selanjutnya