Infoacehtimur.com, Aceh – Aceh baru saja mencatat rekor produksi migas kuartal I 2025 yang tembus 18.407 BOEPD, melampaui target hingga 118%. Namun, di balik angka-angka bombastis itu, publik Aceh bertanya-tanya ke mana hasilnya.
Sebagai daerah penghasil migas, Aceh semestinya menerima Dana Bagi Hasil (DBH) yang signifikan. Namun, masyarakat belum merasakan manfaat langsung dari kekayaan alam tersebut. Infrastruktur dasar di banyak wilayah Aceh masih jauh dari layak, dengan jalan rusak, air bersih sulit, dan listrik padam bergilir.
Publik menuntut transparansi dalam pengelolaan dana migas. Belum ada laporan resmi dari Pemda maupun BPMA soal alokasi dana hasil lifting migas. “Produksi meningkat, tapi angka kemiskinan di Aceh masih tinggi. Migas ini dinikmati siapa?” kata salah satu aktivis pemuda di Banda Aceh.
Baca Juga: Hasil Minyak dan Gas Aceh Melebihi Target Produksi
Baca Juga: Aceh Harus Merasakan Manfaat Investasi Sektor Migas
Baca juga: Pemerintah Minta Terus Genjot Eksplorasi Migas di Aceh
Publik menanti rincian dana yang masuk ke kas daerah dari sektor migas, pemanfaatan nyata di bidang pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan masyarakat, serta audit independen dan pengawasan DPR Aceh atas distribusi pendapatan migas.
Pencapaian produksi migas yang tinggi patut diapresiasi, tapi kesejahteraan rakyat harus menjadi tolok ukur utama. Migas bukan sekadar angka di atas kertas, tapi harapan hidup lebih baik bagi rakyat Aceh.