Infoacehtimur.com / Humaniora – Jurnalisme terkenal sebagai bidang yang sangat praktikal, sehingga tak banyak yang berpikir untuk konsisten mendalami ilmu ini hingga ke jenjang S3. Walaupun terkesan praktikal, Fitria Andayani tidak menilai ‘enteng’ sehingga ia tetap memperdalam ilmu jurnalistik secara konsisten hingga tingkat Diktor (S3).
“Saya tertarik mengeluti bidang ini sejak kecil karena saya sangat suka menulis dan membaca koran. Saya juga terinspirasi cerita Roehana Koeddoes, jurnalis perempuan pertama di Indonesia asal Minang,” ujarnya, Senin (18/7/2022).
Fitria asal Minang itu memperoleh gelas Doktor pada 15 Mei 2022 dari kampus jurnalistik tertua di dunia yakni Missouri School of Journalism di Amerika.
Ia berprofesi sebagai dosen di Jurusan Komunikasi, Universitas Pertamina, memperoleh beasiswa FulbrightDikti dan menyelesaikan S3 bidang jurnalis dalam waktu kurang dari 3 tahun dengan IPK 4.00 (Nilai Sempurna).
Fitria mengenyam pendidikan sarjana (S1) di sekolah jurnalistik terbaik di Indonesia, Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Padjadjaran. Kemudian ia menjadi jurnalis di sejumlah media terkenal di Indonesia.
Buka Update : Indeks Berita Aceh Timur dan Aceh
“Menjadi seorang jurnalis adalah salah satu keputusan terbaik yang pernah saya buat dalam hidup saya. Kalau saya bisa kembali ke umur 23 tahun pada 2009 saat baru lulus kuliah dan harus menentukan pilihan karir, saya akan tetap memilih menjadi jurnalis. Profesi ini memberi saya kesempatan untuk pergi ke berbagai tempat dan bertemu dengan banyak orang dengan kisah hidup unik yang menginspirasi. Saya belajar banyak tentang hidup dari pekerjaan ini,” ungkapnya.
Tahun 2014, Fitria melanjutkan S2 program pendidikan master media dan jurnalistik di Newcastle University Inggris dan selesai dalam setahun pada 2015. Disertasi S3 Fitria membahas tentang keberagaman di ruang redaksi (newsroom diversity).
“Saya ingin berkontribusi mencarikan jalan keluar dari stagnasi bisnis media saat ini. Di mana iklan sebagai model bisnis utama media tak lagi mampu mendukung keberlangsungan keuangan perusahaan berita akibat semakin tingginya persaingan perebutan kue iklan. Terutama akibat merajalelanya digital native media, pesatnya pertumbuhan mesin pencari online, serta berkembangnya media sosial. Karenanya banyak organisasi berita yang bangkrut dan jurnalis yang kehilangan pekerjaannya” jelasnya.
Pengalamann yang diperoleh Fitria selama menimba ilmu bidang jurnalis di Indonesia, Inggris, hingga meraih S3 di Amerika menjadikannya peneliti, pengajar, dan penulis yang memiliki pendekatan unik, menarik, dan progresif dalam memandang beragam fenomena dan perkembangan terkait media dan jurnalistik.
Rilis kutipan dari Republika.co.id berjudul “Wanita Minang Ini Raih Gelar Doktor Jurnalistik di Amerika dengan Nilai Sempurna“ terbit 19 Juli 2022.